Han Keina hanya dapat terdiam ketika Nyonya Park menyuruhnya untuk tinggal dirumah besar tersebut. Nyonya Park sangat bahagia karena perubahan yang dialami oleh sang Putra semata wayangnya. Jimin mengalami banyak sekali perubahan semenjak Keina bekerja menjadi pelayannya.
"Jadi bagaimana, Han Keina?" Tanya kembali Nyonya Park. Namun Han Keina masih terdiam. Ia tidak ingin tinggal dirumah besar Nyonya Park. Ia lebih nyaman tinggal di apartemen bersama kedua sahabat gilanya itu. Namun, ia juga tak punya keberanian untuk menolak keinginan dari Nyonya Park.
"Aku akan menaikan gajimu. Bukankah itu penawaran yang sangat menarik?"
Tentu saja Han Keina sangat senang ketika ada embel-embel kenaikan gaji. Namun, ia masih berat untuk meninggalkan kedua sahabatnya itu. Mereka sudah tinggal bersama cukup lama. Chan Yun dan Sona sudah seperti keluarganya sendiri. Susah, senang mereka lewati bersama.
"Tapi.."
Han Keina tak dapat melanjutkan ucapannya. Ini pilihan yang sangat berat untuknya.
"Tapi kenapa, Han Keina? Aku tidak memaksa. Jika kau keberatan aku juga tidak akan memaksa." Ucap Nyonya Park. Ia mendirikan dirinya tepat disebelah Han Keina. Mengelus lembut punggung gadis manis tersebut. Ia tahu jika Keina adalah gadis yang baik. Dari awal ia sudah menyadari hal itu. Keina begitu lugu dan polos.
"Nyonya Park, sebelumnya Saya minta maaf. Tapi Saya sangat keberatan jika harus berpisah dengan kedua sahabat Saya yang berada di apartemen." Ucap Han Keina.
Nyonya Park tersenyum begitu lembut. Ia tak akan memaksakan kehendaknya pada Keina. Ia begitu memahami gadis itu. Melihat perkembangan Park Jimin saat ini saja ia sudah sangat bersyukur. Perlahan namun pasti ia begitu yakin jika Putranya akan dapat hidup normal seperti Pria dewasa pada umumnya. Park Jimin pasti akan sembuh dari trauma yang ia derita selama bertahun-tahun.
"Kau tahu, Han Keina. Aku sangat bahagia ketika melihat perkembangan Putraku. Dia harta paling berharga yang aku miliki saat ini." Ucap Nyonya Park.
Keina dapat melihat air mata yang menggenang dipelupuk mata Nyonya Park.
Han Keina sadar bahwa hidup tak selamya menyuguhkan kebahagian, pasti akan ada rasa sakit yang kerap kali berdatangan. Bagaimana kerasnya hidup ia selalu belajar untuk selalu bersyukur kepada Tuhan.
"Aku percayakan Putraku padaku, Keina."
Keina dengan cepat mengangguk. Ia sendiri merasa bahagia dengan perubahan yang ditunjukan sang Tuan muda. Ntah kenapa senyuman Park Jimin membawa kebahagiaan tersendiri baginya.
🐥🐥🐥🐥
Seperti biasa Han Keina membawakan makan malam untuk sang Tuan muda. Dengan senyuman yang begitu mengembang Keina masuk kedalam kamar sang Tuan muda dengan nampan berisi makanan yang berada ditangannya. Ia merasa bahagia sekarang, karena besok ia libur kerja. Nyonya Park memberinya keringanan untuk libur satu kali seminggu, padahal perjanjian awalnya Keina hanya mendapatkan dua kali libur selama satu bulan. Namun, Nyonya Park mau berbaik hati dengan memberinya libur seminggu sekali. Ia jadi bisa menonton drama favoritnya.
"Kenapa kau terlihat seperti orang idiot, Han Keina?"
Ucapan kelewat menyakitkan yang keluar dari bilah bibir sang Tuan muda membuat senyum manisnya luntur seketika.
"Saya tidak idiot. Hanya merasa senang saja."
Park Jimin tersenyum penuh arti. Ia mengira jika Han Keina bahagia karena makan siang bersamanya tadi siang. "Pasti kau senang karena tadi siang kan? Kau pasti belum pernah memakan makanan mahal sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Boss (END)
Teen FictionHan Keina merasa tertipu ketika mengetahui yang seharusnya ia asuh bukanlah seorang Anak. melainkan seorang Pria dewasa bertubuh sexy bernama Park Jimin. {YUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA}