16

384 44 3
                                    


Kim Namjoon berjalan masuk kedalam rumah besar milik keluarga Park. Berulang kali ia tersenyum saat berpapasan dengan beberapa Pelayan. Ia tersenyum begitu lembut ketika tak sengaja mendengar percakapan beberapa pelayan dirumah besar tersebut.

"Dia sangat tampan."

"Dia sangat keren."

"Astaga, kenapa dia bisa setampan itu?"

Langkah kaki Namjoon terhenti ketika melihat Bibo Choi yanh berjalan mendekat kearahnya sembari tersenyum begitu lembut. Ia sudah begitu akrab dengan Bibi Choi, karena sejak ia masih kecil Bibi Choi sudah bekerja dirumah besar milik keluarga Park.

"Selamat pagi Tuan muda Kim." ucap Bibi Choi sembari tersenyum begitu lembut.

"Selamat pagi Bibi Choi. Apa Park Jimin masih suka mengurung diri didalam kamar?"

Bibi Choi mengangguk sebagai jawaban, ia begitu merasa kasihan pada sang Tuan muda. Ia tidak bisa tumbuh seperti remaja pada umumnya, dan saat dia dewas pun ia tidak bisa bersikap layaknya Pria dewasa diluar sana.

Kim Namjoon menghembuskan napas kasar. Tak habis pikir dengan sepupunya itu. Kenapa Jimin begitu betah didalam kamar terus, apa dia tidak ingin merasakan indahnya dunia luar.

"Kalau begitu Saya akan menemui Jimin dulu." ucap Namjoon sembari tersenyum begitu lembut.

"Iya Tuan muda Kim."

Kim Namjoon melangkah cepat menuju kamar Park Jimin yang berada dilantai paling atas.

Bibi Choi menggeleng pelan saat mengetahui Han Keina baru saja datang. Gadis manis itu berjalan terburu-buru mendekat pada Bibi Choi.

"Mianhe. Saya terlambat Bibi Choi." ucap Han Keina, dapat Bibi Choi surai Keina yang terlihat begitu berantakan.

"Kau sudah begitu terlambat Nona Han."

Han Keina menyadari hal itu, ia bahkan terlambat satu jam lebih dari jam masuk kerjanya. Ia masuk pukul tujuh. Dan sekarang sudah pukul delapan lebih dua puluh menit. Salahkan dirinya yang terlambat bangun pagi, padahal alarmnya selalu berbunyi tepat pukul enam pagi, namun tadi pagi ia malah melempar alarm itu ke dinding hingga rusak dan ia tidur kembali hingga pukul setengah delapan.

"Kenapa penampilanmu berantakan sekali?" tanya Bibi Choi. Ia takut jika terjadi sesuatu dengan Han Keina saat perjalanan kemari.

"Saya buru-buru Bibi Choi. Saya bangun telat hari ini." ucap Keina.

"Rapikan dulu penampilanmu. Setelah itu antar sarapan untuk Tuan muda. Kurasa dia sudah bangun, karena ada sepupunya datang kemari."

Keina mengangguk patuh "baik Bibi Choi."















🐥🐥🐥🐥



Kim Namjoon membuka pelan pintu kamar Jimin. Ia menggeleng tak percaya ketika melihat Jimin masih tertidur dengan begitu pulas diatas ranjang dengan selimut yang menutupi separuh tubuhnya.

Namjoon melangkah pelan mendekat pada ranjang Jimin. Berulang kali ia menepuk pipi Chubby Jimin berharap Namja itu segera bangun, karena ini sudah pukul delapan lebih.

Park Jimin mengerjapkan matanya berulang kali saat dirasa seseorang berulang kali menepuk pipinya. Ia mengira jika itu adalah Han Keina. Namun ketika ia membuka mata, hal pertama kali yang ia lihat adalah Kim Namjoon sepupu brengseknya sedang berdiri tepat disamping ranjangnya.

"Menganggu saja." ucap Jimin kesal.

Namjoon melempar papper bag dalam genggamannya keatas ranjang "aku membawa kesukaanmu." ucap Namjoon sembari tersenyum.

Jimin segera meraih papper bag tersebut dan menyembunyikannya dibalik selimut, takut jika tiba-tiba seseorang masuk kedalam kamarnya dan melihat isi papper bag tersebut.

"Keluarlah agar kau bisa merasakan bagaimana indahnya dunia luar, Park Jimin. Kau juga bisa datang ke Club milikku. Aku tidak akan menarik biaya sepersenpun." ucap Namjoon yang langsung mendapat tatapan tajam dari Jimin.

Ceklekk

Pintu kamar Jimin terbuka, terlihat Keina berjalan masuk dengan membawa nampan berisi sepiring makanan dan segelas susu.

"Waktunya sarapan Tuan muda Park." ucap Keina sembari tersenyum begitu lembut.

Kim Namjoon menatap dalam gadis manis yang saat ini sedang menaruh nampan berisi makanan itu diatas meja. Ia begitu tak asing dengan wajah gadis itu. Namjoon seperti mengenalnya.

"Gomawa Keina." ucap Jimin.

"Keina?"

Keina menatap Namjoon ketika Namja itu menyebutkan namanya, Keina masih mengingat dengan begitu jelas Namja itu, Namjoon adalah Senior di kampusnya dulu.

Park Jimin menatap Keina dan Namjoon secara bergantian.

"Kalian saling kenal?" tanya Park Jimin.

Namjoon mengedikkan bahu tak peduli, gadis itu tak begitu penting baginya, jadi Namjoon tak ingin berpikir terlalu keras untuk mengingatnya.

"Tuan Jimin mandi dulu. Biar Saya bersihkan ranjangnya." ucap Keina yang langsung mendapat anggukan dari Jimin.

Park Jimin segera beranjak dari atas ranjangnya, lalu berjalan pelan kearah kamar mandi. Namjoon tak habis pikir kenapa sepupunya jadi penurut begini, apalagi hanya dengan seorang pelayan.

Kim Namjoon melangkah mendekat pada sofa, dan mendudukan dirinya diatas sofa. Mengambil ponselnya yang berada dalam saku celananya. Mencoba bermain game untuk menghilangkan rasa bosan, sembari menunggu Park Jimin keluar dari dalam kamar mandi.

Keina dengan begitu telaten membersihkan ranjang sang Tuan muda. Terlihat sebuah papper bag diatas ranjang, ia segera mengambil papper bag tersebut. Mencoba membuka papper bag tersebut untuk mengetahui apa isi didalamnya.

"Hey. Kau jangan lancang begitu." ucap Kim Namjoon.

Keina segera menaruh papper bag tersebut diatas nakas. Kim Namjoon menghela napas lega ketika Keina tak mengetahui isi didalam papper bag tersebut.

Park Jimin keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawahnya. dapat Jimin lihat papper bag yang tadinya ia sembuyikan dibalik selimut sekarang berada diatas nakas, ia melangkah cepat untuk mengambil papper bag tersebut, dan segera menaruhnya didalam lemari.

"Kau sudah membukanya?" tanya Jimin sembari menatap Keina penuh selidik. Ia sempat mendengar suara Namjoon saat dikamar mandi tadi.

Keina menggeleng pelan "tidak sempat Saya buka." jawab Keina.

Jimin menghembuskan napas kasar, ia kembali melangkah masuk kedalam kamar mandi, menutup pintu kamar mandi dengan begitu kasar.

Han Keina terdiam sejenak, ia merasa aneh dengan kelakuan Tuan muda dan Sepupunya. Rasa penasaran akan isi didalam papper bag tersebut mulai menyelimuti dirinya.

My Stupid Boss (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang