Han Keina berulang kali menghela napas lelah, sudah hampir setengah jam mereka bertiga menunggu kehadiran Kim Taehyung dalam acara makan malam untuk perayaan ulang tahun Lee Sona."Kau kenapa mengundang si Kim itu segala sih?" tanya Han Keina. Ia sudah begitu kesal. Makanan sudah tertata rapi di atas meja sejak dua puluh menit yang lalu. Tapi dirinya hanya bisa melihat makanan itu, karena Lee Sona menyuruhnya untuk menunggu Taehyung terlebih dulu.
"Dia juga teman kita, Han Keina. Kau jangan seperti itu." jawab Sona sembari menatap tajam Keina. Ia sendiri juga merasa kesal karena Taehyung tak kunjung menampakan batang hidungnya.
"Mungkin saja di jalan macet." ucap Chan Yun yang langsung mendapat anggukan dari Lee Sona.
Han Keina melipat tangannya didada. Ia sudah merasa lapar saat ini, namun Taehyung tak juga datang.
"Coba hubungi saja. Siapa tau dia ada acara mendadak jadi tak bisa hadir." ucap Han Keina.
Chan Yun mengangguk pelan "aku baru saja mengirim pesan padanya. Kau harus bisa sedikit lebih sabar Keina."
Lee Sona tersenyum begitu lembut ketika sosok yang ia tunggu sedari tadi sedang melangkah mendekat kearah mejanya, Taehyung melangkah dengan menggenggam tangan seorang gadis manis.
Keina mengernyit "Siapa Perempuan itu?" tanya Keina. Sosok yang digandeng oleh Kin Taehyung begitu asing baginya.
Kim Chan Yun menatap senduh pada Taehyung yang sedang melangkah mendekat pada meja yang mereka tempati dengan seorang gadis yang digandengnya. Chan Yun merasa asing dengan gadis itu, Taehyung juga tak pernah cerita sedikitpun tentang seorang gadis padanya. Hatinya seketika terasa begitu sakit.
"Mian. Aku sedikit terlambat, aku menunggu calon tunanganku dulu." ucap Taehyung sembari tersenyum begitu lembut. Ia menggeser sedikit kursi yang berada didekat Chan Yun lalu mendudukinya.
Chan Yun menahan agar air matanya tak keluar detik ini juga. Hatinya terasa begitu sakit, Taehyung tak pernah sedikitpun bercerita padanya jika ia sedang dekat dengan seorang gadis.
Gadis bernama lengkap Jeon Seona itu menggeser sedikit kursi yang berada didekat Keina, lalu mendudukan dirinya. Menatap kearah Keina sekilas lalu tersenyum begitu lembut.
"Kita bahkan tidak tau kau sedang dekat dengan seorang gadis. Tiba-tiba sudah menjadi calon tunangan saja. Ini terdengar seperti lelucon bagiku." ucap Keina sembari menatap Taehyung dan Seona secara bergantian.
"Aku dan Seona memang belum lama mengenal, baru dua bulan. Tapi aku sudah jatuh hati padanya. Aku juga tak menyangka jika Seona adalah Putri dari Teman Appaku."
"Seona kau sangat manis." ucap Lee Sona. Ia menatap kearah Seona yang saat ini tengah tersenyum padanya. Taehyung tak pernah salah memilih pasangan, dimata Sona gadis itu sangat manis, dan terlihat begitu kalem.
Chan Yun meremas kuat ujung dressnya, rasanya ia sudah tak tahan lagi dengan semua ini. Matanya sudah begitu panas saat ini. Ia segera berdiri dari duduknya.
"Aku harus ke kamar mandi." ucap Chan Yun. Yang mendapat anggukan dari Keina dan Sona.
Chan Yun meraih tasnya yang berada diatas meja. Lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam Restauran tersebut. Sedangkan Lee Sona mengernyit heran ia merasa begitu penasaran dengan perubahan sikap Chan Yun, beberapa menit yang lalu sebelum kedatangan Taehyung Chan Yun terlihat baik-baik saja. Namun ketika Taehyung datang Chan Yun terdiam seribu bahasa, padahal biasanya Chan Yun akan bersikap heboh jika dihadapan Taehyung.
"Bukannya kamar mandi kearah kanan. Kenapa Chan Yun malah keluar dari dalam Restaurant?" tanya Keina bingung.
"Chan Yun kenapa?" tanya Taehyung. Ia tak mengerti kenapa Chan Yun diam saja saat dirinya datang. Padahal biasanya ia yang paling heboh jika ada Taehyung disampingnya.
Lee Sona menggelang pelan "Aku juga tidak tau."
🐨🐨🐨🐨
Chan Yun pov
Chan Yun terus berjalan tak tahu arah, hatinya terasa begitu sakit saat ini. Ia juga menghiraukan langit yang terlihat mendung pertanda akan hujan.
Chan Yun menendang kaleng bekas yang menghalangi jalannya. Menatap ke kanan dan ke kiri, jalanan terlihat cukup sepi malam ini. Padahal ini baru jam sembilan malam.
Bodohnya seorang Kim Chan Yun adalah dirinya yang meninggalkan ponselnya diatas meja Restaurant. Ia jadi tak bisa menghubungi taxi untuk pulang ke apartemennya.
Ia menatap keatas, langit terlihat begitu gelap karena mendung. Ia yakin sebentar lagi pasti akan turun hujan.
"Aku benar-benar bodoh."
Chan Yun mengusak kasar surai panjangnya. Ia merasa seperti orang idiot saat ini, tetesan air hujan sudah mulai menetes namun dirinya masih terus melangkahkan kakinya tanpa mau mencari tempat untuk berteduh. Hingga sebuah mobil sport berwarna merah berhenti tepat disampingnya. Chan Yun semakin mempercepat langkah kakinya, ia merasa takut saat ini.
"CHAN YUN."
Ia mengabaikan teriakan seorang Pria yang meneriakan namanya dari arah belakang. Ia terus melangkah cepat. Bahkan ia tak peduli dengan suara yang tak asing baginya, ia tau jika itu adalah suara Kim Namjoon.
Langkahknya terhenti ketika seseorang mengenggam tangannya dengan begitu erat.
"Lepaskan Saya, Pak Namjoon." ucap Chan Yun. Dapat Namjoon lihat wajah Chan Yun yang sudah basah karena air mata.
Kim Namjoon menarik Chan Yun kedalam pelukannya, memeluk gadis itu dengan begitu erat. Bertepatan dengan itu hujan turun dengan begitu deras, beruntungnya Namjoon membawa sebuah payung hitam ditangan kananya.
"Ayo masuk ke mobilku. Aku tidak mau kau sakit." ucap Kim Namjoon. Ia mengecup surai hitam Chan Yun berulang kali. Ia sendiri juga merasa kedinginan saat ini, karena ia hanya mengenakan sebuah kaos berwarna abu-abu. Punggunya juga sudah mulai basah karena terkena air hujan. Payung yang berada dalam genggamannya tidak cukup lebar untuk melindungi mereka berdua dari hujan, ia lebih mementingkan Chan Yun saat ini. Yang penting gadis itu tidak kehujanan, ia tidak masalah jika punggungnya harus basah.
Chan Yun melepaskan pelukannya sepihak, ia menatap pada Kim Namjoon yang saat ini juga sedang menatapnya, untuk sesaat pandangan mereka saling bertemu. Hal itu sukses membuat jantung keduangya berdetak secara brutal.
"Aku akan mengantarmu pulang." ucap Namjoon. Ia mengulurkan tangannya untuk menghapus air mata yang masih menetes hingga membasahi pipi Chan Yun.
"Jangan menangis, kau sudah dewasa."
"Memangnya, hiks, orang dewasa tidak boleh menangis?"
"Boleh saja. Sudah jangan menangis, kalau menangis nanti saja. Menangislah dipelukanku." ucap Namjoon sembari mengerlingkan sebelah matanya, mencoba menggoda Chan Yun. Namun diwaktu yang sangat tidak tepat. Karena setelahnya Namjoon mendapat pukulan pelan dilengan kirinya.
"Pak Namjoon membuat Saya malu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Stupid Boss (END)
Teen FictionHan Keina merasa tertipu ketika mengetahui yang seharusnya ia asuh bukanlah seorang Anak. melainkan seorang Pria dewasa bertubuh sexy bernama Park Jimin. {YUK FOLLOW SEBELUM MEMBACA}