part 45

1.8K 148 39
                                    

Selamat membaca 🤗

















Lesti menuruni mobil dengan seorang cowok yang setia berjalan dibelakangnya. Dibukannya pintu dengan cepat dan melangkah memasuki rungan demi ruangan yang tersedia.

Bukan toko buku yang dia kunjungi seperti ucapannya terhadap Billar tadi, melainkan rumah Lesti sendiri yang termasuk markas pribadinya. Lesti bukanlah gadis yang selalu tergantung deng orangtuanya. Dirinya sudah memiliki perusahan kecil yang berjalan pada bidang interior dan berhasil membangun rumahnya sendiri.

Memiliki perusahan sendiri tanpa diketahui oleh orangtuanya bukan hal yang mudah. Bahkan Lesti juga sudah diam diam masuk universitas yang dia dambakan dengan mengambil jurusan arsitek.

Bisa dibilang nekat tindakan Lesti sekarang, melompat kelas tanpa memberi tau kedua orangtuanya. Tapi Lesti tak terlalu memikirkan masalah itu tohh tak berguna baginya.

"Duduk" suruh Lesti.

Seorang cowok yang dari tadi berjalan dibelakang Lesti mengambil duduk disofa yang terdapat ditengah rungan dengan dikelilingi beberapa alat elektronik yang canggih.

"Gila rumah lu kegedean anjing.. Jalan dari pintu depan sampai rungan ini udah berasa keliling lapangan sepakbola sepuluh kali" ucap cowok itu sambil menyandarkan badannya kesandaran sofa.

"Lebay kau Dann. Nihh minum" ucap Lesti sambil menaruh es kopi dihadapan Dandi.

"Aku gak lebay. Setiap kali aku kesini berasa olahraga" ucap Dandi yang sudah menegakkan tubuhnya dan meminun es kopinya.

"Oh iya, masalah rencena itu aku setuju" ucap Lesti dengan menatap Dandi serius.

"Hahaa sudah ku duga kamu pasti setuju" ucap Dandi.

"Tapi sayang, pliss jangan libatin adik adik aku ya" ucap Dandi memandang Lesti memohon.

"Oke" ucap Lesti beranjak berdiri dari duduknya.

"Mau kemana??" tanya Dandi.

"Masak. Kamu mau makan apa??" tanya Lesti yang sudah berada didapur.

"Apa aja yang penting masakan kamu" ucap Dandi sambil memeluk Lesti dari belakang.

"Iya iya sana kamu duduk aja" suruh Lesti.

"Enggak ahh enakan gini.. Aku kangen sama kamu tau.. Kita bisa berdua cuma disini, selebihnya kamu selalu lengket dengan Billar" ucap Dandi sambil meletakkan dagunya dipundak Lesti dan memanyunkan bibirnya.

"Tapi sayang kalau kaya gini aku gak bisa masak buat makan kita" ucap Lesti sambil melepaskan tangan Dandi dari perutnya.

"Hmm ya udah aku tunggu disofa aja" ucap Dandi sambil kembali berjalan menuju sofa yang sempat dia duduki tadi.

"Menyebalkan" batin Lesti.

Dengan cepat Lesti menyelesaikan acara memasaknya dan sudah tertata rapi berbagai piring yang berisi makanan diatas meja. Merasa semua sudah beres Lesti berniat memanggil Dandi untuk makan.
Dilihatnya Dandi sudah tertidur pulas disofa panjang yang sempat dia duduki tadi.

"Sayang bangun dulu ayo makan" ucap Lesti sambil menggoyangkan lengan Dandi perlahan.

"Hemmm iya" ucap Dandi dan beranjak duduk sambil mengucek matanya.

"Udah selesai masaknya??" tanya Dandi.

"Udah. Ayo makan" ajak Lesti sambil menggandeng lengan Dandi menuju meja makan.

Mereka berdua sudah sampai dimeja makan dan Dandi terkejut dengan semua masakan yang tertata rapi diatas meja.

"Sayang kamu masak sebanyak ini??" tanya Dandi mengambil posisi duduk.

Between You and Me [leslar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang