KATMTI - 18. Meminta Jawaban?

456 35 94
                                    

Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️

“Ternyata mencintaimu pun tak mudah karena bukan hanya aku dan kamu dalam cinta ini, tetapi juga ada Tuhan yang akan memegang kendali.”

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu

“Amanda, aku duluan ya,” ucap Melina sambil melambaikan tangan.

“Oke, Mel,” kata Amanda sambil mengacungkan jempolnya.

Mereka baru saja menjenguk teman di rumah sakit tempat di mana Dokter Fariz bekerja. Hal itu membuat Amanda ingin menemui teman kecilnya sebentar sembari menunggu taksi online yang sudah dia pesan.

“Nah, itu Fariz,” ucap Amanda sambil memasukkan ponselnya ke dalam tas.

“Far—“ Belum sempat dirinya memanggil laki-laki itu, dia bisa melihat bahwa laki-laki itu tengah bersama seorang wanita. Memang jalanan ini ramai jadi mereka tidak hanya berdua.

“Aku ke sana aja deh,” putus Amanda sambil berjalan mendekati mereka.

Saat Amanda berjalan dia bisa melihat bahwa wanita yang sedang bersama Dokter Fariz adalah seorang co-ass atau sering dipanggil dokter muda. Amanda juga bisa melihat nama wanita tersebut di jas dokternya. Mungkin mereka sedang berbicara antara co-ass dengan residen, pikirnya.

“Tanpa saya sadari, saya telah jatuh cinta sama kamu.”

Deg!

Jantungnya berdegup tak menentu, bom seolah meledak di hatinya. Ya Tuhan, telinganya tidak tuli. Dia bisa mendengar dengan jelas bahwa laki-laki yang dia cintai menyatakan perasaannya kepada wanita lain. Ya Tuhan, mengapa rasanya sakit sekali?

Sebelum diketahui akan keberadaannya, Amanda langsung buru-buru pergi menuju ke arah depan rumah sakit. Tubuhnya benar-benar lemas, perkataan Dokter Fariz barusan terus terngiang di kepalanya seolah tidak ingin pergi.

Ya. Semua orang berhak mencintai siapa saja. Semua orang berhak menyatakan perasaan. Tetapi mengapa rasanya sakit sekali saat laki-laki yang dia cintai menyatakan perasaannya kepada wanita lain. Ya Tuhan, mengapa aku harus mendengarnya?

Tanpa dia sadari air matanya telah menetes membasahi kedua pipinya.

Ya Tuhan, tidak bolehkah aku mencintai dirinya sedangkan dirinya tidak mencintaiku?

“Mbak Amanda ya?” tanya laki-laki berusia setengah baya.

“Iya betul, Pak. Pak Anto bukan ya?” Bapak itu mengangguk membuat Amanda berjalan menuju mobil. Iya, taksi online yang tadi dia pesan sudah sampai.

Ternyata dugaannya selama ini benar bahwa laki-laki yang dia cintai memang mencintai orang lain. Iya semua itu benar saat dirinya mendengar langsung pernyataan cinta dari laki-laki itu.

Setibanya di rumah sakit tempat dia bekerja, wanita itu berniat menuju ruangannya hendak menetralkan hati dan pikirannya. Menghilangkan semua yang tadi dia dengar bahkan dia lihat, tetapi nyatanya kejadian itu seolah menempel di pikirannya.

“Dokter Amanda,” panggil seorang suster.

“Iya, Sus?” Dokter Amanda menatap suster tersebut.

“Pasien atas nama Nyonya Katya ingin bertemu dengan Dokter,” terang suster tersebut membuat Amanda mengangguk.

“Oke, saya ke sana. Terima kasih,” kata Amanda kemudian beranjak bangkit.

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang