Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
"Dibohongi memang sangat menyakitkan, namun bukan berarti dia tidak memiliki alasan. Alasan yang begitu kuat dan menunggu kamu tahu di waktu yang tepat."
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
"Mas...." Suara bariton itu membuat Mas Farel terhenyak.
"Ya Tuhan!" ucap Mas Farel setengah teriak membuat orang itu juga terkejut.
"Maaf, Mas, saya tidak ada niatan jahat. Ini dompet, Mas, tadi jatuh dan saya berniat mengembalikan," kata laki-laki itu membuat Mas Farel mengelus dadanya pelan.
"Oh iya-iya, Mas, terima kasih," ungkap Mas Farel membuat laki-laki itu mengangguk kemudian berlalu pergi.
"Ya Tuhan, aku kira Fariz tadi," batin Mas Farel sambil menteralkan degup jantungnya.
Kemudian Mas Farel memasukkan dompet ke saku celana dan berjalan kembali menuju parkiran depan untuk menjemput istrinya. Perkiraan Mas Farel sepertinya adiknya itu tidak jadi ke rumah sakit buktinya hampir lima belas menit dia keliling-keliling parkiran tidak menemukan mobil dokter residen itu.
Mas Farel melihat istrinya tengah berdiri di panasnya terik matahari sambil melihat tiap mobil yang datang melalui parkiran depan dan hal itu membuat Mas Farel tersenyum menatap wanita yang sudah dua tahun ini mendampingi hidupnya.
Tiba-tiba sebuah ide jahil melintas membuat Mas Farel mampir sebentar untuk membeli minuman dingin.
"Dorrr!" ucap Mas Farel sambil menempelkan minuman dingin itu ke pipi istrinya.
"Mas Farel ishh," lontar Kak Natasha sambil memukul pelan suaminya itu menggunakan tas kecil yang dia bawa.
"Nih, aku bawain buat kamu. Ke sana yuk panas di sini," kata Mas Farel membuat wanita itu mengangguk.
Sepasang suami istri itu tampak bahagia dengan hal-hal sederhana seperti tadi, kemudian mereka duduk di taman sembari minum dan makan yang telah dibelikan oleh laki-laki itu. Bisa dibilang istrinya itu sangat penurut dan hal itu membuat Mas Farel jadi tambah sayang, ehh.
"Enak?" tanya Mas Farel ketika melihat istrinya itu memakan roti coklat kesukaannya.
"Banget," balas Kak Natasha sembari tersenyum manis.
"Makasih."
"Sama-sama, Sayang," ledek Mas Farel membuat Kak Natasha mendelik menatapnya.
"Sst, jangan keras-keras," peringat Kak Natasha membuat Mas Farel terkekeh.
"Romantis sama istri sendiri salah?" Mas Farel tersenyum menang menatap wanita itu.
"Iya, enggak. Ini tempat umum loh, kita harus jaga sikap. Okey?"
"Siap ibu negara!" ucap Mas Farel setengah teriak membuat Kak Natasha mencubit pelan lengan laki-laki itu.
"Udah ketemu Fariz, Mas?" tanya wanita itu sembari menatap wajah suaminya.
"Belum. Kamu?" Kali ini Mas Farel yang balik menatapnya. Wanita itu menggeleng sebagai jawaban.
"Kayaknya Fariz enggak jadi deh. Yuk, kita ke dalem aja nunggu Mama," ucap Mas Farel membuat Kak Natasha mengangguk.
•••
"Saya...."
"Assalamualaikum!" salam seseorang membuat semuanya menoleh, ternyata Abi Kahfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romantizm[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...