KATMTI - 9. Berhusnudzon

519 52 102
                                    

Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️

Sesungguhnya Allah berkata : Aku sesuai prasangka hamba-Ku pada-Ku. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan baginya.”
(HR. Muslim no. 4849)

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu


📍Yogyakarta

Pukul dua pagi Syanum tiba di Yogyakarta, kota yang akan berbagi kisah dengannya.

Namun, Syanum harus kuat ia tidak boleh terlihat sedih di depan  sahabat-sahabatnya, Syanum tidak ingin membebankan mereka.

Tentang masalah itu Syanum serahkan semuanya kepada Allah SWT, dengan jalan kuasa-Nya semoga Allah berikan penyelesaian terbaik untuk keluarganya.

Syanum tetap berangkat ke rumah sakit sekitar pukul lima pagi nanti, pekerjaannya menjadi co-ass harus ia selesaikan.

“Assalamualaikum,” ucap Syanum sedikit lirih. Syanum mengambil kunci kost di tas lalu membuka pintu itu.

Hening. Sepertinya semua masih tertidur membuat Syanum hati-hati untuk berjalan.

“Assalamualaikum, Mbak Lina,” ucap Syanum ketika melihat Mbak Lina melepas mukenanya yang baru saja melaksanakan salat tahajud.

“Walaikumsalam, Num. Ya Allah, Mbak, kaget, lho,” balas Mbak Lina membuat Syanum terkekeh.

“Syanum minta maaf ya, Mbak,” ucap Syanum tulus.

“Ya Allah enggak apa-apa, Num. Kamu tuh kaya siapa aja, kamu dan anak kost udah, Mbak, anggap adik, Mbak, sendiri tahu,” balas Mbak Lina membuat Syanum tersenyum.

“Ke rumah sakit nanti?” tanya Mbak Lina sambil melipat mukenanya.

“Iya, Mbak, jam lima. Iya sudah Syanum masuk ke kamar dulu sekalian bersih-bersih,” ucap Syanum pamit.

“Oke, Mbak, juga mau selesaikan tugas negara juga hehe nyetrika,” balas Mbak Lina membuat Syanum mengangguk.

Syanum melangkahkan kakinya menuju kamar, ia rindu sahabat-sahabatnya. Ia tidak boleh terlihat sedih, kasihan mereka nanti.

Dengan menyebut asma Allah, Syanum melangkah masuk ke dalam kamar.

“Assalamualaikum,” ucap Syanum lirih.

Semua menoleh kaget.

“Walaikumsalam, Anum!” balas mereka antusias lalu langsung berlari memeluk Syanum.

Oh, Allah hamba tidak tega apabila perasaan sedih ini terlihat oleh mereka. Kuatkan hamba, Ya Rabb. Wahai Allah, semoga Engkau ridhoi persahabatan ini hingga jannah. Amin.

“Jogja merindukanmu, Num!” ucap Encut heboh.

“Enggak usah bohong deh, Cut, pakai bawa-bawa nama Jogja segala. Kamu kan sebenarnya yang rindu sama Syanum,” balas Raina membuat Encut cemberut.

“Pokoknya semuanya rindu, Syanum!” ucap Huza membuat ketiga sahabatnya mengangguk setuju.

“Syanum juga rindu kalian,” balas Syanum sambil tersenyum ke arah sahabat-sahabatnya.

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang