Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
“Perbedaan tidak selamanya indah, terkadang perbedaan yang membuat mengikhlaskan adalah satu-satunya jalan.”
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
Dokter Fariz menggeleng pelan, sang Mama memintanya untuk menikah dengan Amanda, tetapi kenapa ia tidak bisa semudah itu mengiyakan permintaan Mamanya.
Karena bagaimanapun ia yang menjalankan dan apabila ia menjalankan itu tanpa cinta sama saja membuat Mamanya dan Amanda terluka.
“Mama istirahat ya,” ucap Dokter Fariz kemudian beranjak pergi.
“Riz, tolong kabulkan permintaan Mama ya.” Sang Mama menahan tangan anak bungsunya.
“Maaf, Ma.”
Hanya itu yang bisa ia katakan sebelum akhirnya berlalu pergi dari ruang inap sang Mama, kaki jenjangnya melewati lorong-lorong rumah sakit yang sepi.
Egois. Iya, benar dirinya terlalu egois, tetapi tidak bisakah mereka tahu bahwa ia tidak mencintai Amanda.Dokter Fariz marah, tangan kekarnya memukul dinding rumah sakit. Hatinya berkecamuk, kondisi hatinya sedang tidak baik, dan ia butuh sendiri tanpa seorang pun yang menemani.
“Fariz,” ucap seseorang dan suara itu sangat dibenci olehnya.
“Pergi,” balas Dokter Fariz dingin.
“Riz, ak—“
“Aku bilang pergi ya pergi Amanda,” ucap Dokter Fariz tanpa berniat menoleh.
Dokter Fariz sudah kehilangan kesabarannya, mengapa wanita ini sangat keras kepala? Ia hanya ingin sendiri, ia butuh waktu untuk menenangkan suasana hatinya. Hanya itu saja, tidak lebih.
“Denger—“
“Pergi!” usir Dokter Fariz sambil menatap tajam ke arah Amanda.
Wanita itu mengangguk sebelum akhirnya pergi meninggalkan Dokter Fariz sendirian, ia mengacak rambutnya kasar. Wanita itu juga tidak percaya kalau laki-laki yang ia cintai bisa semarah ini.
Kini ia berada di dalam mobil, tangannya tidak berhenti memukul setir mobil, dan kemudian laki-laki itu menenggelamkan kepalanya.
Ia benar-benar tidak tahu harus bagaimana karena nantinya ia akan terus dipaksa untuk menikah bahkan wanita itu bukanlah wanita yang ia cintai.
•••
Sepanjang jalan Syanum merasa tidak enak dengan Kahfi, laki-laki itu begitu baik kepadanya bahkan ia rela mendorong dirinya supaya ia yang tertabrak.
Mas Arman juga tidak bisa menerima uang darinya karena Kahfi tidak memerintahkan apapun selain memperbaiki dan mengantarkan motornya.
Ya Allah tolong sadarkan dia, sembuhkanlah dia supaya dia bisa kembali berkumpul dengan keluarganya. Amin.
Bibirnya sedari tadi tidak berhenti berdzikir, ia selalu ingin mengingat Allah apapun yang terjadi. Allah adalah penolongnya, tempat bersandarnya, dan tempat meminta atas segala sesuatu. Dialah Allah Sang Pemilik Arsy Yang Agung.
Syanum menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, namun ia bisa melihat sebuah mobil melaju kencang dari arah kanannya dan Syanum terus menekan klakson supaya si pengemudi mobil melihat dirinya sedang melaju ditengah persimpangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/235115633-288-k142280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romantizm[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...