KATMTI - 12. Berhutang Nyawa

522 40 73
                                    

Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️

“Ya Rabb, selamatkan dia yang telah menyelamatkanku.”

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu


Syanum mendorong brankar Kahfi menuju IGD bersama perawat yang lain, ia berharap semoga Allah menyelamatkan Kahfi.

IGD tampak ramai dan sesak membuatnya harus berhati-hati dalam berlari. Rumah sakit ini merupakan tempat ia dan Kahfi co-ass.

Sesampainya di IGD tiba-tiba Kahfi mengalami bradikardi membuat Syanum panik luar biasa.

Bradikardi atau biasa yang disebut dengan lambatnya detak jantung, apabila tidak ditangani secara cepat akan berakibat fatal.

Karena cedera otak berat Dokter Radit menjadwalkan operasi cito yang akan ditempuh selama tujuh jam.

Syanum mengangguk, bahkan bantuan untuk biaya pengobatan Kahfi tidak akan pernah bisa menebus kebaikan laki-laki itu.

"Mas Kahfi masih bisa diselamatkan kan, Mbak?" tanya Rara gemetar.

"Kita berdoa sama-sama ya semoga Allah menyelamatkan Mas Kahfi," ucap Syanum sambil tersenyum menguatkan.

"Amin Ya Allah," balas Rara sambil mengangguk.

"Mbak, biar saya yang bertanggung jawab. Saya akan membayar seluruh biaya operasi dan biaya pengobatan korban," ucap Bapak itu selaku sopir mobil yang menabrak Kahfi.

"Saya mohon, Mbak. Izinkan saya untuk bertanggung jawab atas kecelakaan ini," ucap Bapak itu dengan sungguh-sungguh.

"Eyang!" teriak Rara sambil memeluk wanita paruh baya.

Syanum mengangguk dan menyalami Eyang putri dan Eyang kakung Rara, ia tidak bisa memutuskan karena yang berhak menjawab adalah keluarga Kahfi.

Syanum membicarakan semua kronologi kecelakaan sekaligus permintaan Bapak itu kepada Eyang Kahfi.

"Alhamdulillah, matur nuwun nggih Pak kangge pitulungan Bapak kangge wayah kula," ucap Eyang kakung yang juga diangguki oleh istrinya. Terjemahan - "Alhamdulillah, terima kasih ya Pak atas kebaikan Bapak untuk cucu saya."

"Nggih, sami-sami, Pak, Bu." Laki-laki itu mengangguk dan berjalan menuju administrasi pembayaran. Terjemahan - "Iya, sama-sama, Pak, Bu."

"Eyang, kula Syanum rencang co-ass Kahfi. Kula nyuwun pangapunten gara-gara kula Kahfi mlebet griya sakit kalih Kahfi dereng saged nindakaken kawajiban ingkang dinten saderenge saged," ucap Syanum tulus kepada Eyang putri dan Eyang kakung Kahfi.

Terjemahan - "Eyang, saya Syanum teman co-ass Kahfi. Saya minta maaf gara-gara saya Kahfi masuk rumah sakit dan Kahfi belum bisa menjalankan kewajiban yang hari sebelumnya bisa."

"Nduk, Gusti Allah uwis nakdirke Kahfi koyo ngono. Ora ono sing iso ngelawan ketetapane Gusti Allah, mungkin ono dosa Kahfi sing kudu dihapus lewat musibah iki. Dadi, Nduk, ora perlu njaluk ngapura yo. Dongake Kahfi mugo Gusti Allah ngekei hikmah lewat musibah iki lan ngekei kasarasan kanggo Kahfi," ucap Eyang putri sambil mengusap jilbab Syanum lembut.

Terjemahan - "Nak, Gusti Allah sudah menakdirkan Kahfi seperti ini. Tidak ada yang bisa melawan ketetapan-Nya Gusti Allah, mungkin ada dosa Kahfi yang harus dihapus lewat musibah ini. Jadi, Nak, tidak perlu minta maaf ya. Doakan Kahfi semoga Gusti Allah memberi hikmah lewat musibah ini dan memberikan kesembuhan untuk Kahfi."

Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang