Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
"Pada akhirnya hatiku tidak baik-baik saja, tepat setelah jawaban itu keluar dari bibirnya."
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
Tepat pukul setengah lima sore Kahfi, Aqil, dan Nayla memutuskan untuk berbicara bertiga di bengkel milik dokter muda itu. Awalnya Nayla menolak saat mendengar nama Aqil disebut, namun Kahfi meminta kepada wanita itu sebab Aqil ingin mengatakan sesuatu.
"Aku njaluk ngapura karo kowe, Nay. Tapi aku ngerti nek ngapuraku iku ora cukup karo opo sing uwis aku lakokke nang kowe," ucap Aqil terus terang. Terjemahan - "Aku minta maaf, Nay. Tapi aku tahu kalau maafku ini tidak cukup sama apa yang sudah aku lakukan ke kamu."
Jeda dua detik laki-laki itu berkata, "Nay, aku lanangan sing uwis nglakokke hal bejat karo kowe."
Terjemahan - "Nay, aku laki-laki yang sudah melakukan hal bejat sama kamu."Plak!
Tamparan sekaligus air mata menjadi dua hal yang saling bekerja sama setelah kalimat penting itu keluar dari mulut Aqil. Nayla tidak habis pikir dengan Aqil yang sudah melakukan hal paling hina kepada dirinya.
"Nay, aku njaluk ngapura karo kowe. Aku janji, Nay, bakal tanggung jawab," ucap Aqil memohon kepada Nayla. Terjemahan - "Nay, aku minta maaf sama kamu. Aku janji, Nay, akan tanggung jawab."
Kahfi yang menyaksikan keduanya hanya diam, laki-laki itu memilih bergeming membiarkan keduanya membahas permasalahan mereka. Nayla masih berdiri di tempat, air mata sudah deras mengalir membasahi pipi.
"Opo sing uwis kowe lakokke karo aku uwis ora iso balikke keadaan, Qil! Kowe mikir ora tekan kono? Mikir ora!" balas Nayla dengan jari telunjuknya menunjuk wajah Aqil.
Terjemahan - "Apa yang sudah kamu lakukan ke aku sudah tidak bisa membalikkan keadaan, Qil! Kamu mikir tidak sampai situ? Mikir tidak!""Nay, terus terang pas aku nglakokke kuwi aku gek terpengaruh alkohol. Kuwi kabeh mergo aku ora sadar, Nay. Uripku ajur mergo aku bar putus karo Hasna," terang Aqil sambil menatap Nayla. Terjemahan - "Nay, terus terang pas aku melakukan itu aku lagi terpengaruh alkohol. Itu semua sebab aku tidak sadar, Nay. Hidupku hancur sebab aku habis putus sama Hasna."
Plak!
Sudah kedua kalinya Aqil mendapat tamparan dari Nayla, namun laki-laki itu tahu bahwa itu semua tidak sebanding dengan rasa sakit sekaligus mental yang yang dihadapi Nayla.
Aqil tahu bahwa dirinya sudah menjadi laki-laki bejat karena berani melakukan itu kepada seorang wanita tanpa ada hubungan apapun.
"Kenopo kudu aku, Qil? Kenopo! Uripku sansoyo ajur mergo kowe, Qil! Mergo kowe! Kabeh impianku kudu kandas mergo kowe. Mungkin mati luwih apik daripada aku nanggung masalah segede iki," kata Nayla putus asa.
Terjemahan - "Kenapa harus aku, Qil? Kenapa! Hidupku tambah hancur sebab kamu, Qil! Sebab kamu! Semua impianku harus berhenti sebab kamu. Mungkin mati lebih baik daripada aku nanggung masalah sebesar ini.""Nayla...." Kahfi angkat suara merasa tidak suka dengan kalimat terakhir yang diucapkan wanita itu.
"Nay, anak sing kowe kandung kuwi anakku, darah dagingku. Kowe tego mateni bayi sing ora bersalah?" Laki-laki itu meyakinkan Nayla sekali lagi untuk tidak mengambil keputusan kejam itu. Terjemahan - "Nay, anak yang kamu kandung itu anakku, darah dagingku. Kamu tega menewaskan bayi yang tidak bersalah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romance[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...