Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
"Semoga surah Al-Kahfi menemanimu dalam mata terpejam sekalipun."
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
“Kamu ada jadwal jaga malam?” tanya Dokter Fariz sambil menatap muridnya itu.“Tidak, Dok,” balas Syanum seraya menggeleng.
“Kamu tahu, Num. Saya ke sini karena hati saya berkata kalau kamu ada di sini. Ternyata itu benar, sekarang kamu di sini. Di hadapan saya,” batin Dokter Fariz.
Setelah mendengar jawaban dari Amanda, jawaban yang membuat hatinya semakin hancur.
Jawaban yang sangat tidak ingin ia dengar akhirnya terlontar dari bibir mungil wanita itu.
Lalu Dokter Fariz berlari menuju rumah sakit, hatinya mengatakan bahwa sosok yang dapat membuat hatinya tenang sedang berada di tempat ini dan itu benar.
“Lalu?” tanya Dokter Fariz sambil mengerutkan keningnya.
“Saya mengantar Kahfi karena dia mengalami kecelakaan, Dok. Dokter Radit langsung menjadwalkan operasi cito dan alhamdulillah operasi sudah selesai. Sekarang Kahfi masih berada di ICU,” balas Syanum sambil menunduk.
“Hanya kamu, Num? Cuma kamu wanita yang membawa Kahfi?” Lagi-lagi pertanyaan itu hanya tertahan di kerongkongan.
“Dia sudah sadar?” tanyanya membuat Syanum kembali menggeleng.
“Terus tadi kamu mau ke mana?” Dokter Fariz masih penasaran dengan muridnya ini.
“Mau ke masjid, Dok,” balas Syanum sambil memandang sebuah bangunan yang mampu menenangkan hatinya.
Ya Tuhan....
Tembok perbedaan di antara kami begitu besar, bahkan aku tidak tahu harus berbuat apa.
Dokter Fariz mengangguk, mempersilakan Syanum untuk kembali berjalan menuju masjid.
“Saya harus menemui Dokter Radit. Saya permisi,” ucap Dokter Fariz lebih dulu membuat Syanum mengangguk.
•••
Syanum mendirikan salat malam, ia bermunajat pada Ilahi Rabb. Bercerita semuanya kepada Sang Maha Kuasa, Sang Pemilik Jagat Raya.
Memohon kepada Allah atas apa yang terjadi semalam, meminta yang terbaik untuk Kahfi.
“Ya Rabb, angkat penyakitnya, hilangkanlah rasa sakitnya, dan sembuhkanlah dia Ya Allah. Hamba memohon kepada Engkau Ya Allah sadarkanlah dia, bangunkan dia, berikan dia kekuatan-Mu supaya dia dapat kembali hadir di tengah-tengah keluarganya. Semoga Engkau membalas kebaikannya. Amin.”
Lalu Syanum bersujud sangat dalam, mencurahkan semuanya pada bumi, dan menyerahkannya pada langit.
Ia mencurahkan semuanya kepada Allah, rasa bersalahnya, ketakutannya, kegelisahannya, semua itu ia tumpahkan pada malam ini.
Rasa dingin menusuk kulitnya, tetapi kedamaian menyejukkan hatinya. Lantas ia bangun dari sujudnya, memandang lafaz Allah lekat-lekat.
Syanum percaya bahwa Allah Maha Mendengar, Allah Maha Melihat, dan Allah Maha Mengabulkan.
Tanpa Syanum sadari ada seseorang yang diam-diam mendengar doanya, membuat hatinya bimbang atas hadirnya perasaan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romance[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...