Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
“Bahagia merupakan bagian dari pengorbanan. Yaitu mengorbankan perasaan untuk bisa berada pada titik puncak keikhlasan.”
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
“Assalamualaikum!”
Salam seseorang membuat keempat orang itu langsung menoleh ke arah sumber suara. Semua tampak mengerjapkan mata seolah tidak percaya dengan kehadiran orang itu.
Yang ditatap hanya tersenyum tipis sembari meletakkan barang belanjaannya.
“Kenapa pada bengong? Udah dilanjutin aja kerjanya. Saya enggak bakal ganggu,” ucap Kahfi sambil terkekeh pelan.
Iya, saat ini Kahfi berada di bengkel. Keempat pekerja itu tampak heran dengan kehadirannya, namun Kahfi hanya tersenyum tipis menanggapi.
“Wehh! Akhire come back maneh iki!” teriak Mas Arman spontan sambil bertos ria dengan Kahfi. Terjemahan – “Wehh! Akhirnya come back lagi ini!”
“Sugeng rawuh, Mas Kahfi,” ucap Mas Fajar sembari menjabat tangan Kahfi erat. Terjemahan – “Selamat datang, Mas Kahfi.”
“Alhamdulillah hadir kembali Bapak kita. Tepuk tangan yang meriah!” teriak Mas Andi membuat yang lain ikut bertepuk tangan. Kahfi terkekeh menanggapinya.
“Selamat datang kembali, Mas,” ujar Nayla sambil tersenyum tipis.
“Terima kasih semuanya. Alhamdulillah saya bisa kembali hadir di tengah-tengah kalian,” balas Kahfi sambil tersenyum ramah.
“Oh iya ini ada sedikit jajan, dimakan langsung boleh dibawa pulang juga boleh. Silahkan dilanjut saja kerjanya,” ucap Kahfi membuat keempat pekerja itu mengangguk.
Kemudian Mas Arman, Mas Fajar, dan Mas Andi kembali sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing yaitu memperbaiki sepeda motor pelanggan.
Sedangkan wanita berhijab coksu itu kembali melanjutkan aktivitasnya menulis sesuatu di buku karena dia sekertaris bengkel.
Kahfi memilih duduk di sebuah bangku panjang sembari menatap tiga pekerjanya, laki-laki itu mengeluarkan laptop sembari mengecek sebuah file yang belum sempat dia buka.
“Nay. File yang dulu kamu kirim belum sempat saya baca. Apa ada masalah sama laporan keuangan?” tanya Kahfi kepada Nayla.
“Alhamdulillah, sampai saat ini enggak ada, Mas. Nayla hanya kirim buat bukti laporan keungan per bulannya,” balas Nayla sambil mengangguk.
“Oke. Kalau gitu saya baca dulu file yang waktu itu kamu kirim ke saya,” kata Kahfi membuat Nayla mengangguk.
Laki-laki itu membaca sebuah dokumen dengan teliti, melihat satu per satu angka yang ada. Kahfi tersenyum sembari mengucap syukur karena bengkelnya berhasil naik setiap bulannya.
Waktu menunjukkan pukul setengah lima sore membuat tiga pekerja itu memberesi peralatan bengkel kemudian memasukkannya ke dalam kotak sembari membersihkan peralatan yang ada.
Setelah dirasa semua peralatan sudah masuk kemudian Mas Andi dan Mas Fajar pamit untuk pulang terlebih dahulu karena dua pekerjanya sudah berumah tangga jadi ada satu beban yang mereka pikul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romance[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...