Selamat membaca dan semoga bermanfaat 🙏❤️
“Seperih apapun hidup yang aku jalani, aku harus tetap kuat. Karena aku percaya akan janji-janji Allah dan Allah tidak akan pernah mengingkari janji-Nya.”
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu
Selesai melaksanakan salat isya, Syanum melipat mukenanya dan berniat untuk turun ke bawah, hatinya belum sepenuhnya pulih.
Namun, sebisa mungkin ia harus kuat karena ia tahu ada seseorang yang lebih sakit hatinya dari pada dirinya sendiri yaitu sosok Bunda yang selalu menampakkan senyum ikhlas walau hatinya entah berkata apa.
"Bunda?" tanyanya sambil menuruni anak tangga.
"Iya, Nak," balas Bunda yang sedang duduk di ruang keluarga.
Bundanya sedang duduk sembari berdzikir, Syanum menangkap kedua bola mata wanita setengah baya ini yang berusaha kuat menahan air mata.
Syanum tahu bahwa Bundanya adalah sosok wanita yang kuat, tangguh, dan tegar dari semua wanita yang ia kenal.
"Ada apa, Nak?"
Suara itu membuat Syanum langsung menghambur ke dalam pelukan sang Bunda. Bundanya mengelus jilbab sembari menghapus air mata putrinya.
"Bunda...."
"Iya, Nak?"
"Boleh Syanum tahu alasan apa yang membuat Ayah menikahi Tante Me-"
"Tante Meira, Nak." Syanum mengangguk.
Lalu Bundanya melepas pelukan Syanum, sebelum bercerita wanita ini tersenyum seolah senyumnya berkata bahwa ia tidak apa-apa, ia telah ikhlas. Syanum mendekat ke arah sang Bunda lalu mengusap tangan wanita setengah baya ini.
Flashback on
“Alhamdulillah....”
Selesai operasi pasien, laki-laki setengah baya itu keluar dari ruang steril dan melepaskan baju scrub lalu mencuci tangannya.
Langkahnya keluar dari ruang OK menuju ruangannya sendiri, setelah sampai di ruangan ia menatap jam dinding yang menunjukkan pukul sepuluh malam.
Laki-laki setengah baya itu duduk di kursinya lalu meminum segelas air dan tidak lupa ia mengucapkan doa terlebih dahulu sebelum meminumnya. Pekerjaannya menjadi seorang dokter tidaklah mudah.
Kita harus siap siaga ketika ada korban mengalami masalah atau bahkan ketika korban yang harus segera dioperasi seperti tadi niatnya pulang awal, tetapi ternyata ada pasien yang memang harus segera dioperasi.
“Dokter Syamil.” Setelah menutup pintu ruangan, laki-laki setengah baya itu menoleh.
“Assalamualaikum, Dokter,” salam ketiga laki-laki yang merupakan dokter muda.
“Walaikumsalam,” balas laki-laki setengah baya itu sambil tersenyum.
“Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih banyak atas ilmu-ilmu yang Dokter berikan mulai dari teori maupun praktek. Sebelumnya tadi kami mencari Dokter Syamil, tetapi katanya Dokter sedang mengoperasi pasien,” ucap co-ass laki-laki sambil menunduk takzim.
“Sebelumnya saya juga mengucapkan terima kasih kembali dan meminta maaf apabila saya dalam menyampaikan ilmu ada kekurangan atau tutur kata saya yang menyinggung kalian. Iya tadi sebenarnya saya niat pulang awal karena tugas saya sudah selesai, tetapi tiba-tiba diberi tahu perawat ada pasien yang harus segera dioperasi.”
![](https://img.wattpad.com/cover/235115633-288-k142280.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Allah Tak Merestui Temu Itu (END)
Romance[SUDAH ENDING] ~ [CHAPTER MASIH LENGKAP] "Karena hidup itu seperti secarik kertas putih, hanya dirinya sendiri yang mau memberikan warna atau justru menggoreskan titik hitam pada setiap kesempatan hidup yang Allah SWT berikan." Hidup itu selayaknya...