43

1.2K 111 18
                                    


43

Double Up deh jadinya, xixixixi

Cuma mau bilang, semangat ya!! Dan, jangan lupa bahagia :D

Pengalaman terkocak kalian tuh apa sih? Pengen tau, biar ngakak bareng 😂

Jangan lupa sebelum membaca sebaiknya klik bintang di pojok bawah ya sayangnya aku ❤️❤️❤️

Happy reading
🥀
-
-
-
-
-
-

Sesampainya di rumah sakit, Chiko langsung menggendong Chaca.

Wajahnya tampak panik sambil terus menggendong tubuh mungul gadisnya.

Nafasnya memburu saat tak ada satupun suster ataupun dokter yang langsung sigap membawa ranjang rumah sakit. Semuanya sibuk dengan aktifitasnya.

"Dokter!" jerit Chiko kencang.

Hening, semua orang yang ada di lobi seketika berdiri mematung sembari matanya tertuju pada Chiko "GUE BILANG DOKTER!!!" sentaknya.

"Sini mas ikutin saya" ucapnya.

Chiko menurut, ia membawa Chaca deretan ranjang tempat tidur lalu, meletakkan tubuh mungil gadisnya di salah satu tempat tidur.

Dua suster dan satu dokter tiba dan langsung mengecek kondisi Chaca.

Mata Chiko melihat dengan jelas saat dokter itu memasang selang infus dan mengecek kondisi mata Chaca "Bawa ke UGD" ucap dokter yang terlihat masih muda.

Wajah Chiko semakin panik, semua orang bergerak sangat cepat membawa Chaca menuju UGD.

"Mas tunggu di sini" ucap seorang suster bermata sipit saat Chaca dibawa masuk ke ruangan.

Chiko mengangguk patuhh, cowok itu duduk di salah satu bangk ruang tunggu yang berada tepat didepan UGD.

Chiko tak tau pasti kondisi Chaca. Ia bukan dokter, yang pasti lutut dan lengan gadis itu mengeluarkan cukup banyak darah hingga kemeja cowok itu terdapat bercak darah.

Ciko mengusap wajahnya kasar lalu membenturkan kepalanya di tembok belakangnya, memejamkan matanya lalu menghembuskan nafasnya kasar.

Ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang melalui pesan singkat.

Kedua tangannya meremas kuat ponsel yan ada di genggamannya tanpa sadar.

Satu jam berlalu, kini cowok itu sudah duduk di samping seorang gadis yang masih tetap memejamkan matanya. Chiko menggenggam tangan gadis itu erat.

Kata dokter luka Chaca tak terlalu serius karena tak ada pendarahan dalam. Chiko bersyukur akan hal itu.

Tapi gadis itu masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat bius tadi.
Lengan dan lututnya diberi beberapa jahitan yang tentu saja akan membekas jika tak di hilangkan.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi. Chiko masih belum mengabari Juan ataupun Ari.

Pintu ruangan berdecit, Chiko menatap datar kearah seorang cowok berjaket kulit hitam dengan cool nya berjalan memasuki ruangan.

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang