Bab 33
Haii, udah lama gak up Chaca. Yang bingung kuy tanyakan, jangan pula baca part sebelumnya biar gak lupa alur❤️❤️
Gadis berambut sebahu, memakai jaket kulit berwarna hitam itu tak henti-hentinya mengeluarkan air mata.
Ia berjongkok sembari menenggelamkan kepalanya didepan sebuah ruangan bernuansa putih.
Suara tangis juga terdengar hingga ketelinga Chaca dari dalam ruangan.
Lorong panjang dengan bau khas rumah sakit tampak sangat sepi, mungkin karena sudah malam.
Chaca nekat pulang ke jakarta setelah di beritahu oleh Ibu Dian jika gadis malang itu bunuh diri di atap sekolah. Sungguh miris, mungkin Dia benar-benar lelah akan segalanya.
Jujur saja, Chaca tak menyangka jika Dian akan melakukan hal yang tak terpuji itu. Seharusnya kemarin Chaca tak usah ikut berwisata bersama teman-temannya.
Harusnya Chaca yang harus menguatkan Dian. Semuanya terasa Chaca lah yang salah.
Pintu terbuka, Chaca langsung bangkit sembari mengelap air matanya “Maaf om, saya temennya Dian yang tadi di telfon” Ucap Chaca menunduk.
Laki-laki paruh baya yang tampak habis menangis itu tersenyum getir lali mengusap pundak Chaca.
“Terimakasih udah mau datang, Dian didalem. Kalau mau lihat tinggal masuk saja” Ucapnya lalu pergi meninggalkan Chaca yang masih diam berdiri di samping pintu masuk sebuah ruangan yang biasa disebut ‘kamar jenazah.
Dengan kaki bergetar, Chaca membuka pintu coklat itu. Menahan air matanya agar tak keluar. Disana, ada ibu Dian. Wanita dengan mata sembab itu tengah memeluk Dian yang terbungkus kain putih terbujur kaku diatas brangkar.
Chaca menggigit bibir bawahnya menguatkan diri sendiri “Turut berduka cita buk” Ucap Chaca sembari menundukkan kepalanya.
Wanita yang diajak bicara itu langsung menengok kan kepalanya “Kamu Chaca?” Tanyanya sembari bangkit dari duduknya.
Chaca mengangguk “Iya”
“Ibu boleh minta tolong?” Ucapnya dengan nada bergegas sembari menyatukan kedua tangan Chaca seperti memohon.
“Boleh bu”
“Dian gak bunuh diri, Ibu tau itu. Tapi polisi dan pihak sekolah bersikeras jika Dian melakukan bunuh diri”
Chaca memejamkan matanya sekilas “Chaca juga gak percaya kalo Dian bunuh diri buk”
“Ibu punya bukti kalo Dian gak bunuh diri. Ibu udah coba jelasin ke polisi dan pihak sekolah. Tapi mereka menolak percaya.”
“Boleh Chaca liat buktinya?”
“Waktu Dian ditemukan di atap sekolah, sepatunya gak di pake. Ada di loker nya, semua barangnya ada di sana kecuali buku diary yang selalu dia bawa. Sepatunya juga basah. Lalu rambutnya dipotong setengah” Jelasnya.
Chaca yang mendengar penjelasan dari ibu nya Dian pun dibuat bingung oleh pernyataan beliau.
Sebenarnya Chaca sedikit tidak percaya jika Dian-teman satu-satu nya yang ia miliki disekolah baru nya itu melakukan tindakan yang menurutnya tak masuk akal.
Baru saja kemarin malam ia bertukar kabar dengan gadis yang sekarang sudah terbujur kaku di ruangan dingin itu.
“ibu tenang saja ya,, nanti Chaca yang turun langsung nyelidikin kasus nya Dian” ucap gadis berambut sebahu itu dengan percaya diri.
Chaca tak mau jika sahabat satu-satu nya itu pergi begitu saja, gadis itu pasti akan membongkar penyebab kematian Dian.
Wanita paruh baya yang sejak tadi di samping Chaca itu memberikan sebuah kotak hitam kepada gadis yang saat ini sedang menyeka air mata nya.
“ini barang-barang peninggalan Dian, kamu simpen ya nak” ucap wanita paruh baya itu sembari menyerahkan kotak hitam itu.
Chaca segera menerima kotak pemberian ibu-nya Dia itu dan menyimpan nya di tas milik gadis itu.
Semenjak dari tempat dimana Dina-sahabat nya itu di semayamkan, Gadis dengan poni tipis itu langsung pulang menuju ke kediaman nya menggunakan taksi yang ia pesan lewat ponsel pintar nya itu.
Gadis itu bahkan tak kembali lagi ke tempat dimana tunangan dan teman-teman nya bersenang senang.
Bahkan saat Dian pergi untuk selama nya, teman satu kelas nya pun tak ada yang mau hanya sekedar berkunjung ke tempat Dian berada.
Dan yang lebih parahnya lagi, Rio- cowok yang selalu berada disisi Dian pun tak datang untuk mengucapkan kata terakhir untuk Dian.
“Chaca pulang” ucap Chaca lesu.
Di ruang tamu rumahnya, kini sedang ada Ayah nya beserta teman-teman ayah nya. Ari-Ayah Chiko pun ada disana.
“loh kok udah pulang?” tanya Juan dan langsung berjalan kearah anak semata wayang nya kini berdiri tepat diambang pintu.
“iya,, Chaca pengen pulang cepet aja” jawab Chaca bohong
“kok om Ari disini?” tanya Gadis itu dengan mata tertuju pada Laki-laki paruh baya yang kini tengah meminum kopi di cangkir miliknya itu.
“iya, pengen kumpul sama temen lama” jawab Ari singkat
“Chaca? Kamu Chaca kan? Cewe cantik yang kemaren sama anak tersayang Om?” tanya laki-laki paruh baya yang duduk di samping Ari
“om, om Andi kan? Ayah nya Sandi?” tebak Chaca, gadis itu kini sudah duduk dimana kursi yang tadi buat tempat duduk Juan sedangkan laki-laki itu kini duduk di samping Anak semata wayang nya itu.
“Chaca anak elo?” tanya Sandi tertuju pada Juan.
“hmm” jawab Juan singkat
“jodohin ama anak ganteng gue dong” saran Andi dan dibalas lembaran bantal sofa oleh Ari.
“enteng banget lo kalo ngomong! Dia tuh calon mantu gue kalo lo pengen tau” balas Ari dengan nada sinis nya
Chaca hanya mengamati tingkah laku laki-laki di depan nya itu tanpa mau membalas apapun.
Gadis itu masih saja memikirkan penyebab kematian sahabatnya itu. Ia masih tak yakin dengan yang di benarkan oleh pihak sekolah jika Dian bunuh diri.
“kamu kok udah pulang? Koper? Mana koper kamu?” tanya Ari berturut-turut
Gadis itu tersadar dari lamunan nya “eh,, iya om. Chaca pulang duluan, koper Chaca juga ketinggalan di sana” ucapnya dengan menampakkan senyum manis khas gadis mungil itu.
“kenapa pulang duluan?” Andi mulai keppo dengan kepulangan Chaca yang menurut nya tiba-tiba itu, pasalnya Sandi dan Chiko saja belum pulang.
“gapapa om, oh iya. Chaca pamit kekamar dulu ya om, Chaca pengen istirahat dulu” pamit Chaca pada tiga laki-laki yang sekarang justru saling tukar pandang itu.
“mandi dulu, habis itu tidur ya sayang. Nanti kalo waktunya makan malam ayah bangunin kamu” ucap Juan saat Chaca sudah berdiri dari tempat nya duduk lalu mengecup singkat kening gadis mungil itu dan dibalas dengan anggukan kecil oleh Chaca.
°°°°′°°°°°°
See you next part
Jangan lupa vote and coment ya kawan ❤️❤️
Salman
sellaselly12
KAMU SEDANG MEMBACA
CHACA (ENDING)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!🔥 CERITA SUDAH ENDING DAN PART MASIH LENGKAP ❤️🥀 Chaca, gadis pendek berambut sebahu dengan poni tipis ala Dora, pecinta es krim coklat dan barang-barang berwarna pink,Ceria dan sangat friendly. Tahun pertama SMA meman...