34

1.7K 147 36
                                    

34

Bersyukur jangan ngeluh Mulu,

_______________

Sudah genap tujuh hari setelah kepergian Dian, semua berjalan normal sampai saat ini. Namun, ada sedikit yang berbeda menurut Chaca.

Gadis itu tengah memperhatikan Buk Luthfi menjelaskan materi yang kini sedang Ia ajar. Sedangkan, cowok dengan tato gantungan mimpi yang tengah duduk disampiing nya itu justru tidur dengan damai nya.

Dia Rian, cowok yang selalu mengganggu Chaca dimana pun dan kapan pun, hanya saat jam pelajaran saja ia tak mengganggu gadis pendek itu karna memang cowok itu sudah pasti tidur.

“Sudah paham semuanya?” tanya buk Luthfi di depan sana dan dijawab ‘iya’ oleh seluruh murid di kelas itu. Kecuali gadis yang kini justru memandangi bangku kosong di depan nya itu.

Dian, dia harus nya masih duduk disana dan Chaca merindukan teman satu-satu nya itu. Sejak kepergian Dian, Chaca hanya bermain dengan Sandi sedangkan Rio? Cowok itu sudah berubah.

Ia menjauh dari gadis itu bahkan Rio pindah tempat duduk yang lebih jauh dari Chaca dan sampai saat ini Gadis pendek itu tak tau penyebab Rio pindah tempat duduk dan seakan menjauhi dirinya.

Sampai saat ini Chaca belum mendapatkan petunjuk apapun tentang kematian sahabat nya itu. Dan mulai hari ini gadis itu akan lebih fokus ke kasus sahabat nya itu karna Chaca sudah berjanji pada Ibu dari sahabat nya itu.

“Baik sampai disini dulu pelajaran saya, dan jika saat ujian kemarin nilai kalian masih kurang harap ke kantor menemui saya. Akan saya kasih tugas tambahan karna saat ini tidak ada remidi” jelas buk Luthfi sambil membereskan buku-buku milik nya itu.

“Yah,, kok ada tugas tambahan sih buk?” kesal cowok yang duduk di bangku ketiga dan Chaca tak tau nama cowok itu.

Gadis itu sangat pelupa jika mengenai nama seseorang namun, ia selalu ingat wajah-wajah anak-anak dikelas nya itu.

“Kamu mau tidak saya luluskan di mata pelajaran saya?” ancam Buk Luthfi

Cowok itu menyengir dan menggaruk-garuk bagaian belakang kepala nya “Hehe enggak buk enggak, tadi saya bercanda doang kok. Ibu mah baperan” imbal cowok itu dan buk luthfi tak menghiraukan candaan anak murid nya, ia langsung pergi meninggal kan kelas Chaca.

“Yok kantin” ajak Sandi, cowok itu selalu mengajak nya ke kantin karna Chaca selalu yang membayar makanan yang cowok tengil itu.

“Gue lagi yang bayar?”tanya Chaca malas dan dibalas anggukan cowok itu dengan cepat, “Males ah,, masa gue terus yang bayar. Uang jajan gue berkurang tau gak” lanjut Gadis itu dengan nada kesal nya sambil duduk kembali ke kursi nya dengan kasar hingga cowok yang tadinya tengah bermimpi itu terganggu dengan aktivitas mereka berdua.

Cowok itu Rian, dia kini sudah membuka mata nya lebar dengan mata khas orang bangun tidur namun terlihat seram bagi Sandi maupun Chaca “Kaget gue” kata Chaca sambil mengusap usapkan dada nya dengan kasar.

“Nih uang buat lo jajan” cowok yang tadinya hanya diam dan mengamati mereka memberikan uang selembaran berwarna biru.

“Wah,, lo baik banget sih Chik” Sandi dengan cepat merebut uang yang diberikan Chiko untuk dirinya.

Ya,, cowok yang memberikan uang pada cowok periang itu bukan Rian melainkan tunangan gadis itu ‘Chiko’

Sandi segera pergi berlari menuju kantin dan meniggalkan Chaca sendirian diantara cowok bermata elang itu, suasana disana sunguh sangat canggung. Bagaimana tidak? Mereka bertiga hanya diam dan tak ada yang mau berbicara terlebih dahulu, mereka terlalu sibuk dengan pikiran nya sendiri.

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang