15
Siapa sih orang yang bisa ngeriin kalian walaupun kalian sendiri belum cerita?~~
Sudah dua hari Chaca keluar dari rumah sakit, sekarang gadis itu sudah sehat betul. Lihat saja sekarang, ia tengah tertawa bahagia bersama tiga orang temannya.
"Sandi, Lo lucu tau gak!" Ucap Chaca sebari tertawa terbahak-bahak, membuat Dian dan Rio tersenyum tipis.
Berbeda dengan Sandi yang malah menggaruk-garuk kepalanya."Perasaan gue gak nge-lucu deh" ucap Sandi dengan nada bingung.
Bukannya berhenti tertawa, Chaca malah semakin terbahak-bahak ketika melihat raut wajah Sandi yang menurutnya sangatlah lucu.
"Cha, udah ketawa nya. Nanti kamu nangis" ucap Dian melihat temannya yang tak berhenti tertawa membuat matanya sedikit berair.
"Aduh, iya iya. Gue juga gak tau kenapa gue ketawa" ucap Chaca menghapus air yang sudah penuh di pelupuk matanya sebari memegangi perutnya yang mulai kaku.
"Nah gitu dong diem, mau ke kantin gak?" Tanya Rio yang sedari tadi hanya memperhatikan tingkah Chaca yang sangat menggemaskan itu.
Sandi mengecek jam yang ada di tangan Chaca "Masih ada jam?" Ucap Sandi.
Chaca menarik tangannya "Lo punya jam sendiri!" Ucap Chaca.
"Jam punya Sandi udah mati Cha" ucap Dian.
Chaca menggigit bibir nya agar tak tertawa, sedangkan Rio malah menggendeng lengan Chaca "Udah yok, gue udah laper" ucap Rio tak sabar menarik lengan Chaca membawa gadis itu dan dua temannya yang mengekor dibelakang untuk pergi ke kantin.
Gadis mungil itu hanya menurut, begitupun dengan Dian dan Sandi. Tak peduli jika jam istirahat akan segera berakhir, yang terpenting mereka tak lagi lapar.
Jarak antara kelas dan Kantin memang cukup jauh, mereka harus melewati panjangnya koridor dan beberapa anak tangga yang melelahkan. Mata Chaca menyipit tak kala ia melihat seorang laki-laki dengan jas rapih diseberang lapangan.
"Bentar-bentar" ucap Chaca menarik lengannya yang di tarik oleh Rio membuat cowok itu reflek menghentikan langkahnya.
"Kenapa Cha? Gue udah laper" ucap Rio.
"Kalian kekantin duluan aja, gue mau ke sana dulu" ucap Chaca langsung berlari begitu saja tanpa menunggu jawaban dari ketiga temannya.
Dengan langkah kecilnya Chaca berlari menghampiri laki-laki yang sangat ia kenali itu. Senyum dibibir mungil itu terus saja terlihat, beberapa pasang mata melihat gadis itu dengan pandangan aneh dan heran.
Mungkin pikiran mereka 'Udah gede masih aja lari-lari kayak anak kecil'. Chaca tak peduli, yang penting ia bahagia.
"OM ARIIII" jerit Chaca saat jaraknya sudah semakin dekat dengan laki-laki yang kini melambaikan tangannya kearah Chaca.
"Jangan lari-lari nanti jat-"
Belum selesai laki-laki itu mengucapkan kalimat nya, Chaca sudah tersungkur dipinggir lapangan membuat beberapa orang yang melihat nya tertawa.Chaca tersenyum sebari kembali bangkit lalu berjalan santai kearah laki-laki yang malah tersenyum tipis.
"Jingga, Chaca mirip banget sama elo" ucap laki-laki itu sebari tersenyum tipis.
Chaca membersihkan rok kotak-kotak nya dengan nepuk-nepukkan tangannya "Om ngapain kesini?" Tanya Chaca tepat didepan laki-laki itu.
"Om ada urusan"
"Oh, Chiko gak buat masalah kok om. Tenang aja" ucap Chaca.Padahal sedari pagi ia belum melihat keberadaan Chiko.
"Ini bukan masalah Chiko kok sayang" ucap Ari.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHACA (ENDING)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA!!🔥 CERITA SUDAH ENDING DAN PART MASIH LENGKAP ❤️🥀 Chaca, gadis pendek berambut sebahu dengan poni tipis ala Dora, pecinta es krim coklat dan barang-barang berwarna pink,Ceria dan sangat friendly. Tahun pertama SMA meman...