22

3.6K 236 25
                                    

22

Hampir lupa, kalo kita pernah tertawa bahagia bersama~

"kamu kenapa terlambat?" Tanya seorang gadis berambut sebahu yang digerai sebari memberikan sebotol air mineral ke seorang gadis berambut sebahu yang tengah duduk dilantai sebari meluruskan kakinya pegal.

Chaca meminum air meneral itu "Si Chiko ninggalin gue!, Mana dirumah cuma ada mobil" Kesal Chaca setelah meminum air mineral yang diberikan oleh Dina tadi.

"Kamu gak bisa naik mobil?" Tanya Dian.

"Sebenernya bisa tapi gak dibolehin ayah naik kendaraan sendiri" Ucap Chaca.

"Ayah kamu baik ya, perhatian lagi. Kalo ibu kamu? Kok aku belum denger cer-"

"Bunda gue udah gak ada" potong Chaca.

Dian membulatkan matanya "Maaf, aku gak ta-"

"Ck, iya gak papa. Lagian elo juga gak tau kan?"

"Sekali lagi aku minta maaf ya Cha"

"Iya Dian, santai aja."

"Kalo boleh tau bunda kamu kenapa meninggal?" Tanya Dian membuat bibir Chaca yang tadinya tersenyum langsung luntur begitu saja.

Flasback on,,

Langit tengah bersedih, ia tak mau ditemani bulan ataupun bintang membuat langit malam semakin gelap.

Sebuah mobil berwarna silver yang membawa tiga orang didalamnya melaju seperti biasa.

Suara klakson tak terlalu ramai karena memang jalanan kota Jakarta kala itu cukup lenggang, mungkin karena sudah malam atau langit tengah mendung.

Entahlah, tapi keadaan malam di kota Jakarta sedikit berbeda rasanya.

"Ayah, nanti Chaca diperiksa ya." ucap seorang gadis kecil yang duduk di bangku belakang dengan rambut yang dikuncir dua itu.

Juan--ayah Chaca tersenyum melihat tingkah anaknya yang masih berumur 7 tahun itu "Memangnya Chaca sakit apa?"

"Chaca gak sakit Kok" ucapnya polos membuat seorang wanita yang duduk di bangku depan menemani Juan tersenyum manis menampakkan kedua lesungnya.

"Kalo Chaca gak sakit, Chaca gak perlu diperiksa Sayang" ucap wanita itu lembut.

Chaca kecil memanyunkan bibirnya sebal "Kata temen-temen Chaca, buat apa punya ayah dokter kalo Chaca gak pernah diperiksa sama ayah?" Ucap Chaca.

"Chaca gak usah deng-"

Ucapan Jingga--bunda Chaca menggantung setelah merasakan mobil yang ditunggangi nya melaju dengan bertambahnya kecepatan "Juan jangan cepet-cepet" ucap Jingga memperingati Juan.

Chaca tak tau apa-apa hanya memainkan Boneka Barbie miliknya tanpa mau bertanya. "Liat spion, mobil dibelakang dari tadi ngikutin kita" ucap Juan.

Jingga menurut "Ya udah, berhenti aja! Kita tanyain ke mereka kenapa ngikutin kita" ucap Jingga.

Juan berdecak "Kalo kita berhenti sekarang terus ternyata yang ada di dalam mobil itu banyak orang gimana? Kamu mau aku beran-"

"Emangnya mereka mau buat jahat sam-"

Dor..

Sebuah peluru tepat mengenai kaca spion mobil yang ditunggangi keluarga kecil itu, Jingga langsung menarik Chaca kedalam dekapannya "Bunda takut ya?"

"Hust,, Chaca tidur aja ya. Bunda peluk deh sampe rumah" ucap Jingga.

Chaca mengangguk "Pegangan, aku bakalan ngebut, peluk erat Chaca jangan lupa tutup telinga dia!" Ucap Juan tegas membuat Jingga semakin takut.

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang