12

3.9K 253 1
                                    

12

Apa boleh aku marah padamu?,saat aku sendiri bukan siapa-siapa di hidupmu?~

Cuaca memang tak bisa di prediksi, padahal beberapa jam yang lalu langit masih cerah bersahabat.

Namun, sekarang langit tengah menangis dengan derasnya.

Meskipun tak ada kilat namun angin yang bertiup membawa butiran air membuat seorang siswi berambut sebahu memeluk tubuhnya sendiri seraya mendengarkan seorang guru yang tengah menjelaskan materi didepan sana.

Disampingnya masih ada seorang cowok yang terlelap sedari tadi, cowok cuek dan menakutkan itu memang sangat mencintai tidur siang, dan ia juga tak segan-segan membuat orang masuk rumah sakit jika berani membangunkannya.

Tak kecuali Chaca, meskipun Rian beberapakali menolongnya namun cowok itu belum benar-benar bersikap baik padanya.

Rian masih saja suka membentak Chaca, suka membuat badan Chaca lembam.

Mata bulat Chaca melirik kearah tunangannya yang duduk di sebrang sana, cowok bermulut cabai itu tengah menatap kearah depan namun Chaca tau jika Chiko tak benar-benar memperhatikan.

Seutas senyum mengukir dibibir soft pink itu "Perempuan kalo cinta sama satu cowok tuh begonya nauzubillah ya?" Suara bas membuat Chaca mengerjapkan beberapa kali matanya.

Gadis itu berdecak sebal, didepannya seorang cowok yang malah terkekeh kegelian "Apaan sih Ri, sono lo gak usah nengok-nengok!" Ucap Chaca mendorong tubuh Rio agar menghadap ke depan kembali.

"Chaca!" Suara dengan nada berat membuat mata Chaca langsung membulat dengan tatapan kedepannya dimana ada seorang guru dengan kumis tebal.

"Iya pak kenapa?" Tanya Chaca reflek bangkit.

"Berhubung kamu murid baru, dan bapak belum liat bakat kamu. Bisa tunjukkan bakat kamu sekarang?" Ucapnya.

Chaca meringis "Saya gak punya bakat pak"

"Saya denger kamu bisa nari balet?"

"Bapak salah denger kali pak!"

"Telinga bapak masih normal ya! Maju kamu!"

"Tap-"

"Maju aja Cha, gak bakalan ada yang perlu lo takutin juga" ucap Rio membuat Chaca memutar bola matanya malas lalu langsung menyenggol tubuh Rian agar ia bisa keluar dari bangkunya.

"BISA GA-"

"Gak! Gue gak bisa! Udah cepetan minggir!" Ketus Chaca membuat Rian sontak memundurkan kursinya.

"Nah, gitu dong nurut!" Kekeh Chaca lalu melangkah begitu saja saat Rian hendak melontarkan kata-kata kasarnya.

"Saya udah lama pak gak nari, maklumi ya kalo tubuh saya kaku" ucap Chaca.

"Iya! Cepatan kebu-"

Kringgg

Gadis berambut hitam sebahu itu langsung menepuk kedua tangannya dengan bibir yang tersenyum puas setelah mendengar suara bel panjang bertanda waktu pulang telah tiba "Waktunya pulang pak" ucap Chaca lalu langsung berlari menuju tempat duduknya.

Ia tak perlu menyuruh Rian untuk minggir, cowok itu tengah melipat kedua tangannya didepan dada jauh dari meja membuat jalan menuju kursi milik gadis itu longgar.

"Baiklah kalau begitu, pelajaran seni sampai disini, kita lanjut Minggu depan"

"Ya pak" ucap satu kelas kompak.
Guru yang sering disapa Pak Herry itu langsung pergi membawa beberapa buku miliknya, setelahnya semua siswa-siswi langsung berhamburan keluar kelas.

Padahal diluar masih hujan deras. Namun tenang saja, mayoritas siswa-siswi disini menaiki mobil pribadi ataupun diantar oleh sopir mereka masing-masing.

Chaca bangkit lalu menggendong tas birunya menuju seorang gadis yang masih duduk tegap di kursinya "Lo pulang sama siapa?" Tanya Chaca pada gadis berkacamata itu.

Dian menengok kearah sumber suara, didalam kelas situ sudah sangat sepi.

Hanya ada Chaca dan Dian didalam sana "Aku pulangnya nanti kalau hujannya udah reda sedikit" ucap Dian tersenyum kearah Chaca.

"Pulang bareng gue mau? Gue anterin sampe depan rumah deh" ajak Chaca.

"Kamu gak sama Chiko?"

"Sama dia kok, nanti gue minta aja dia mampir sebentar buat nganter elo"

"Gak usah Cha, aku pulang nanti aja. Kamu pulang aja dulu, kasian Chiko nungguin kamu"

"Ck, ayo ah. Gue gak bisa ninggalin temen gue sendirian, lagipula emang elo tau kapan hujannya bakal berhenti?"

Dina menggeleng "Nah tuh kan! Ayo keburu sore nanti tambah gelap" ucap Chaca lalu langsung menggendeng tangan Dina agar mengikutinya.

"Kamu kok dingin banget?" Tanya Dian dengan tangan yang masih digenggam Chaca.

Gadis yang berjalan disampingnya itu tersenyum "Udah biasa" ucap Chaca singkat.

Lagi-lagi gadis itu tak sadar jika ada seorang cowok dengan mata elangnya tengah memperhatikan setiap gerak dari hadis berambut sebahu itu.

Rasa khawatir tak bisa disembunyikan, terlihat dari raut wajah tengasnya dan tangan yang mengepal kuat takala tau jika ia tak bisa menampakkan dirinya sekarang.

"Chiko, mau gak nganterin Dian dulu? So-"

"Ck, gak usah bawa sial kemobil gue! Kalo lo mau nganterin dia, pulang sendiri gak usah sama gue!" Tegas Chiko dengan tangan yang mulai menyalakan mobilnya menghiraukan bahwa diluar mobilnya ada Chaca yang mulai basah kuyup.

"Kasi-"

Belum selesai Chaca berucap, Chiko terlebih dahulu meng-gas mobilnya tidak peduli jika Chaca hampir tersungkur. Gadis itu tersenyum tipis, membiarkan air dari langit menerpa tubuh mungilnya.

Chaca berlari menuju Dian berada, gadis berkacamata itu tengah duduk di sebuah kursi "Maafin aku" ucap Dian saat Chaca berdiri tepat didepannya.

"Lah, ngapain minta maaf?"

"Kamu ditinggal Chiko gara-gara aku kan? Kamu jadi basah kuyup kayak gini juga gara-gara aku kan"

"Buset, dia udah biasa kali ninggalin gue, lagian gue juga pengen mandi hujan sekalian. Jadi kita pulang naik apaan nih?"

"Naik bus mau gak?" Ajak Dian.
"Bus yang banyak kursi penumpang nya itu?"

Dian mengangguk "Mau, mau. Gue belum pernah naik kek gituan. Pingin nyoba tapi gak dibolehin sama ayah" ucap Chaca dengan senyum lebar nya.

Dian tersenyum tipis "Kamu punya kartu bus nya?"

Chaca menggeleng cepat. Seumur hidupnya ia tak pernah menaiki bus kota. Gadis berambut sebahu itu lebih suka memakai sepada atau ojek. Ia terlalu malas berdesak-desakan dengan berbagai macam orang yang membuat oksigen didalam bus akan terasa sangat tipis.

Terlebih lagi dekan penumpang yang seenaknya sendiri merokok didalam bus seperti kendaraan pribadinya.

****

Hihihi

Lanjut langsung yuk,,,,

See you next part

Salman
@sellaselly12

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang