16

3.9K 248 22
                                    


16

Gak usah diusir dua kali, aku udah bisa pergi sendiri kok. Cuma lagi mager aja~~

Lagi-lagi, Jakarta dilanda hujan deras membuat gadis yang tak terlalu menyukai hujan itu mendengus kesal. Ia hanya bisa duduk dikoridor memandangi hujan yang mulai membanjiri halaman sekolahnya.

Memang, tak ada yang tau rencana sang Pencipta. Namun meskipun begitu, Chaca tetap saja tak menyukai hujan. Gadis bertubuh mungil itu bukannya tak bersyukur namun, hanya saja ia sangat malas jika berurusan dengan air.

Menurutnya, Air sangatlah menyebalkan. Gara-gara air ia harus kehilangan orang yang sangat ia sayangi. Bukan hanya itu saja.

Alasan kenapa Chaca tak menyukai hujan seperti gadis pada umumnya adalah ia tak suka mendengar suara petir yang membuat dirinya akan mengingat kejadian yang ingin sekali ia lupakan.

"Chaca, Lo gak pulang?" Tanya Sandi yang entah datang dari mana.

Gadis berambut sebahu itu sedikit kaget "Nanti, gue masih betah disekolah. Elo sendiri kenapa belum pulang?"

"Bokap gue belum jemput" ucap Sandi.

"Tumben Lo, biasanya pake motor sendiri"

"Motor gue disita lagi gara gara gue ikut balap liar kemaren"

"Sukurin, lagian ngapain sih ikut balap liar kek gitu. Elo kan udah kaya"

"Yang kaya tuh bokap gue, kalo gue mah masih kere. Nyari duit seribu aja belum bisa" ucapnya lalu terkekeh.

Chaca ikut tertawa mendengar jawaban Sandi "Ya udah gue balik ya, tuh mobil bokap udah keliatan" ucap Sandi.

Chaca bangkit agar melihat ayah Sandi yang katanya sangat lucu "Mana San? Gue pengen kenalan sama bokap elo"

"Mau selingkuh Lo sama bokap gue?"

Sontak Cahca memukul lengan Sandi "Emang elo mau kalo gue jadi ibu tiri nya elo?"

"Lo kalo becanda garing sumpah" ucap Sandi.

Chaca memanyunkan bibirnya, "Ck, mana bokap lo? Mobilnya banyak yang mana nih?"

"Yang warna pink cuma ada satu, itu mo-"

"Yang bener Lo? Gila, lucu banget mobilnya" kejut Chaca setelah melih mobil yang katanya milik ayahnya Sandi.

Sandi berjalan menuju mobilnya yang sudah terparkir tepat didepan pintu keluar. Seorang laki-laki paruh baya dengan rambut cepak keluar dengan memakai mantel. Hal itu membuat Chaca langsung tertawa terbahak-bahak.

"Lo ngeledek bokap gue?"

"Sorry, sorry. Abisnya bokap elo lucu sih. Katanya polisi tapi gak keliatan galaknya" ucap Chaca.

"Anak ku sayang, Sandi Si Andi" ucap laki-laki itu sedikit berteriak.

"Nama panjang elo Sandi Si Andi?" Tanya Chaca.

"Hem,, bagus kan?"

"Terserah elo, nama bokap elo Andi?"

"Elo tau dari mana?"

"Nebak aja"

"Oh, ya udah ayo katanya mau kenalan sama bokap gue"

Chaca mengangguk lalu berjalan menuju mobil dengan warna mencolok itu. "Hai om, saya Chaca temennya Sandi" ucap Chaca memperkenalkan dirinya.

Laki-laki itu tersenyum menampakkan deretan giginya "Oh, tadi om kira kamu temen om"

"Emangnya papi punya temen kayak Chaca?"

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang