37

1.1K 102 14
                                    


37

Cuma mau tanya,
Kalian punya gak sih sosok yang dulunya kalian anggep sahabat tapi sekarang seakan gak saling kenal?


Seperti dugaan Chaca, dirumahnya ada Ari. Laki-laki itu tengah duduk sembari menonton siaran televisi “Ayah kemana om?” tanya Chaca duduk di samping Ari.

Laki-laki yang tadinya tengah fokus menonton siaran berita kini menatap kearah Chaca.

Gadis yang kini tumbuh seperti bundanya, pemberani dan sangat pandai menutupi segala kesedihannya.

“Tadi bilangnya mau beli makan, tapi om gak tau beli nya dimana”

“Hem, om udah lama disini?”

“Lumayan, Chaca dari mana aja? Tadi kata ayah cuma mau pergi sebentar, kok lama?”

Chaca meringis lalu melirik kearah Chiko yang duduk di sofa tunggal tak jauh dari Chcaca “Rahasia dong om”

“Belum mandi ya?” tanya Ari.

Lagi-lagi gadis bertubuh mungil itu meringis “Belum, yaudah Chaca mandi dulu deh Om"

"Chiko juga mau mandi dulu yah" timpal Chiko.

Chaca hanya melirik kearah Chiko sekilas sebelum gadis itu benar-benar melangkah pergi menuju kamarnya.

Cukup lama, sekitar lima belas menitan. Chaca keluar dari kamarnya setelah mandi dan Sholat.

Sedikit terkejut takala Chiko berdiri tepat di samping pintu kamarnya.

"Ngapain Lo disini?"

Chiko yang awalnya bersender di tembok kini berdiri tegak menatap Chaca dengan tatapan tajam "Tadi sore kemana?"

Sontak Chaca mengkerutkan keningnya bingung "Tumben nanya, kenapa?"

"Gak usah balik nanya, tinggal jawab pertanyaan gue tadi apa susahnya?!"

Gadis yang memakai baju tidur itu berdecak "Penting? Gak usah sok peduli! Toh ujung-ujungnya juga Lo gak akan peduli sama apapun yang bakalan terjadi sama gue 'kan?"

Chiko terkekeh kecil lalu melipat kedua tangannya didepan dada "Lo pikir sekarang gue peduli? Gue cuma nanya biar nanti kalo om Juan tanya gue bisa jawab"

Sudah Chaca duga, Chiko tetaplah Chiko. Dan sampai kapanpun cowok itu tak akan berubah. "Tinggal jawab, joging!"

Chiko mengangguk lalu berjalan mendahului Chaca. Seperti biasa, Chaca hanya bisa berdecak sebal lalu berjalan menyusul Chiko.

Suara cakep-cakep antara Juan dan Ari cukup menggema di ruang makan. Chaca duduk di samping Juan, sedangkan Chiko duduk di samping Ari.

Sudah lama Chaca tak makan bersama di meja makan dengan Juan. Wajar, Juan selalu pulang larut. Tentu saja Chaca tak masalah. Yang penting ayahnya tau jalan pulang.

"Udah yah cukup, Chaca tadi udah makan" ucap Chaca saat Juan mengambil banyak sekali nasi untuk Chaca.

Juan mengangguk nurut "Makan sama siapa Cha?" Tanya Ari sembari tangannya sibuk mengambil lauk.

"Sama Chiko om, tapi Chiko nya gak mau makan" sahut Chaca.

"Udah ayo makan, jangan ngobrol. Gak baik makan sambil ngobrol" Juan selalu saja melarang jika ada orang yang makan sambil berbicara.

Suara dentingan antara sendok dan piring terdengar jelas. Chaca selesai paling awal. Gadis itu meminum air putih yang sudah Juan ambilkan tadi.

"Kalo udah makan, langsung kekamar aja Cha. Tidur, besok masih sekolah 'kan?" Juan menyelesaikan makannya.

Laki-laki itu juga meminum air putihnya, Chaca mengangguk "Iya, lagipula Chaca juga capek pengen tidur aja"

"Makannya kalo joging gak usah jauh-jauh!" Ucap Chiko.

Gadis itu mendengus, Chiko benar-benar aktor profesional. Bahkan ekspresi nya tak terlihat gugup sama sekali dan cenderung datar seperti biasanya.

"Chiko!" Sentak Ari.

"Bercanda Yah"

Juan mengelus pucuk kepala Chaca "Besok pagi ayah ke Bandung dua hari, kamu mau ikut atau di rumah sama Chiko?"

"Apaan sih ayah! Chaca bukan anak kecil lagi, Chaca udah bisa jaga diri sendiri. Ayah tenang aja, Chiko juga bakalan jaga Chaca kok"

Benar-benar menyebalkan, Chaca menatap kearah Chiko yang sepertinya tengah menertawakan dirinya didalam hatinya.

"Ya udah sana masuk kamar" perintah Juan.

Chaca tersenyum kearah ayahnya. Lalu bangkit dari duduknya, berjalan santai menuju kamarnya.

Malam ini Chaca hanya ingin tidur, mengistirahatkan badannya yang terasa sangat remuk. Mungkin karena tak terbiasa lari.

Chaca juga merasa sangat lelah, tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk saat ini bagi Chaca.

Bukan hanya itu, sebenarnya Chaca juga tengah menghindari pertanyaan dari Ari dan Juan.

Biarlah Chiko yang menjawabnya, Chaca tak peduli jikapun cowok itu mengatakan hal yang buruk tentangnya.

Toh ujung-ujungnya Chiko juga yang akan di salahkan.

~~~

Pagi ini Juan benar-benar pergi, laki-laki itu bahkan tak sempat berpamitan dengan Chaca.

Ia meninggalkan secarik kertas yang ia taruh di nakas tepat di sebelah ranjang gadis bertubuh mungil yang kini tengah memakai sepatunya.

"Chiko, lama amat sih Lo!" Jarit Chaca sebal. Pasalnya sedari tadi Chiko tak kunjung keluar dari kamarnya.

Cowok itu tak mungkin kesiangan, Chaca tau jika Chiko selalu bangun pagi. Bahkan lebih pagi dari Chaca.

Biasanya setelah sholat subuh Chiko akan pergi joging. Chaca tau kebiasaan Chiko yang memang cukup bagus itu.

"Brisik Lo!" Bentak Chiko, Chaca sedikit tersentak kaget.

Sejak kapan Chiko berdiri di belakangnya? Ah sudahlah, tak penting juga.

"Ayo cepetan, keburu telat!"

"Gugup! Masih pagi bego"

Chaca berdecak "Ya gak usah pake bego juga kali, bego!"

Tak ada sahutan, Chiko memilih memasuki mobilnya disusul Chaca. Chiko memang jarang memakai motor, entahlah apa penyebabnya Chaca tak tau pasti.








Jangan lupa vottment ya manteman biar akunya rajin Up hehehe🙄🙄

Baru saran dan kritik biar tau kekurangannya dimana terus nanti bisa aku perbaiki ❤️❤️❤️
Sayang kalian semuanya ❤️❤️❤️

See you next part ❤️

Salman
@sellaselly12

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang