45

1.2K 114 23
                                    

45

Rindunya hanya sebatas kata dan kalimat tanpa makna yang berhasil membuatku percaya dan enggan untuk sekedar meninggalkan.

-
-
-
-
-
-

Assalamualaikum wr wb.
Hii apa kabar?
Salam manis dari aku ya manteman ❤️

-
-
-
Jangan lupa untuk vottment ya ❤️ kritik dan saran aku tunggu❤️❤️

______________




Hari ini tepat dua hari Chaca keluar dari rumah sakit. Bahkan gadis itu sudah mulai pergi ke sekolah lagi

Chaca menguap bosan, ia melirik kearah sampingnya. Kosong, Rian tak berangkat hari ini.

Entahlah, Chaca tak tau penyebabnya. Chiko menatap tajam kearah Chaca membuat gadis itu bergidik dan membuang mukanya.

Tadi pagi ia terpaksa berangkat bersama Chiko. Tentu saja karena paksaan dari Ari.

Juan hingga hari ini belum menampakkan dirinya, Chaca tidak masalah, yang penting ayahnya itu dalam kondisi baik-baik saja.

Chaca bernafas lega saat bel panjang berbunyi bertanda sekolah telah dibubarkan. Setelah berpamitan, pak Heri langsung beranjak pergi.

Dengan malas Chaca memasukkan buku-bukunya “Gue pulang sendiri”

Kata Chaca lalu berdiri dari duduknya, menatap tajam kearah Chiko yang menatapnya tak kala tajam “Gak!”

“Gue ada urusan” sahut Chaca lalu berusaha menyingkirkan tubuh tinggi Chiko dari hadapannya.

Chaca kembali menghembuskan nafasnya berat saat Chiko enggan beranjak dari tempatnya “Minggir!”

“Pulang sama gue!”

“Gak”

“Tadi pernyataan bukan pertanyaan”

“Gue gak peduli, gue gak mau pulang sama lo!”

Kali ini Chiko yang mengacak rambutnya lalu langsung menggendeng lengan Chaca dan menyeretnya.

“Apaan aih! Lepasin tangan gue Chiko!” Gadis bertubuh mungil itu memberontak ingin dilepaskan.

Seketika mereka berdua menjadi pusat perhatiansemua orang.

“Chiko!!” bentak Chaca lagi, bahkan gadis itu menarik lengannya kasar hingga cekalan tangan Chiko terlepas dari tangannya.

Menyebalkan, semakin banyak orang yang menatap Chaca denga tatapan sinis.

Chiko berkacak pinggang sembari menatap Chaca tajam “Nurut sama gue apa susahnya sih Cha!” sentak Chiko.

Gadis yang menguncir asal rambutnya itu terkekeh “Lo sendiri? Apa susahnya ngehargai pendapat gue?!”

“Chaca!”

“Apa? Malu diliatin banyak orang? Gue enggak tuh, biarin semua orang tau siapa lo se--turunin gue Chiko!”

Ucapan Chaca mengantung saat Chiko tiba-tiba menggendongnya ala karung beras. Suara sorak dari beberapa orang membuat telinga Chaca seakan memanas.

Chaca sempat melihat silfi, gadis yang kerap menjadi bahan perbincangan karena tingkah lakunya itu hanya diam di tengah-tengah kerumunan dengan mata yang menatap sendu kearah Chaca dan Chiko tadi.

Oh iya. Rizal dan Rio tak masuk hari ini, Chaca tak peduli. Sandi, tadi Chaca sempat melihat Sandi. Tapi cowok berambut cepak itu seakan menghindari Chaca.

Bahkan saat Chaca di rumah sakit, Sandi tak menjenguknya sama seklai.

Chiko menurunkan Chaca tepat di samping mobil miliknya, raut wajah cowok beralis tebal itu tampak menahan emosi.

CHACA (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang