Update setelah seratus lima puluh komentar. Terima kasih, tetap siapkan tisue untuk part depan.
..
Menunggu keberangkatan menuju Denpasar membuat hati Arimbi kebat-kebit. Dia masih menyusun kalimat dalam benaknya, kata apa yang pas untuk mengurangi kesedihan Naka? Arimbi belum pernah merasakan perasaan kehilangan seperti yang Naka alami, namun dia berusaha berempati.
"Naka masih gak mau ngomong sama kita, Dek." Sora mendesah pelan, semua kabar yang ia terima hanya dari Bukit. Itupun tersela karena baterei ponsel sang suami yang hampir habis. Bukit tadi sempat kembali ke hotel, Naka tidak ikut karena mengurus keperluan pemakaman Juan. Dia berdiskusi dengan keluarga Ayu yang menginginkan adat Ngaben karena usia Juan yang bukan lagi bayi.
"Ngebayangin adekku ngelepas Juan tanpa bisa berbuat apa-apa rasanya kayak apa ya?" Sora menoleh ke samping, ditatapnya kedua mata Arimbi dengan kelopaknya yang sembab. "Aku mungkin udah gak kuat kalau jadi Naka."
"Allah tahu kekuatan hambanya, Mbak. Aku yakin Pak Naka bisa lewatin ujian ini."
"Yah.., kita juga gak bisa nyalahin siapa-siapa," Sora menunduk lagi, "Naka harus bisa nerima kenyataan kalau dia gak bisa mengantar Juan ke peristirahatan terakhir secara Islam."
Arimbi cukup mengerti kegundahan Sora, tapi Juan memeluk Hindu, dia akan dikebumikan dengan adat Bali. Sebagai orang baru yang memasuki kehidupan Naka, Arimbi merasa tidak berhak berkomentar apapun perihal Juan ataupun keluarga Ayu. "Apapun itu, setiap agama memiliki cara yang baik mengantarkan orang-orang yang disayangi ke hadapan Sang Khalik."
"Iya..," Sora menghembuskan nafas panjang. Mereka berdua kembali terdiam menatap pesawat di tepi landasan yang siap menerbangkan siapapun ke tujuan akhir mereka. "Kita hanya mampir di dunia ini, sadar atau tidak, setiap pertemuan selalu diakhiri dengan perpisahan."
Arimbi mengangguk lewat kerjapan kelopak mata, apa seperti ini rasanya kehilangan keluarga yang disayangi? Arimbi terlalu takut membayangkan kehilangan orang-orang yang ia kasihi.
"Mbak."
"Hm?"
"Aku bisa gak ya jadi pendamping yang baik buat Pak Naka?"
***
"Istirahat dulu, Ka. Kamu gak makan dari kemarin, jangan terlalu diforsir."
Tubuh Naka terasa sangat lelah, dia tidak bisa berpikir yang lain selain Juan, "Bapak sama Ibu ke sininya gak perlu sekarang, Mas."
"Udah aku kasih tau tadi," Bukit sengaja tidak cerita kalau Sora dan Arimbi akan menyusul. Biar nanti kedua perempuan itu naik taksi menuju hotel. Bukit sudah booking satu kamar lagi di lantai yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahara
Fanfiction[Tamat] Rahara : merujuk pada perempuan, tepatnya gadis pada usia yang sudah pantas untuk menikah. Arimbi datang ke Baku untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang diplomat, namun hidup tidak selamanya seperti yang ia inginkan ketika seorang pria...