06_Kisah Arimbi

1.8K 331 171
                                    

Bisa sampai 100 komen? Saya ragu book ini bisa lanjut 🤔

..

Kemarin Arimbi baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh tahun. Bocah perempuan itu sangat senang karena bisa menghabiskan waktu bertambahnya umur di Jakarta. Papa sengaja mengambil cuti karena libur sekolah, alhasil liburan kali ini sangat menyenangkan.

Rimba dan Bayu sudah berganti pakaian renang dan menenggelamkan diri berkali-kali di kolam renang berkedalaman dua hingga tiga meter. Tentu saja hal yang mudah karena Bayu dan Rimba memiliki kaki jenjang, ditambah kedua kakaknya Arimbi itu sudah terbilang remaja.

Rimba terpaut sembilan tahun dari Arimbi, sedangkan Bayu lebih muda dua tahun dari Rimba. Kata Papa sebetulnya dahulu tidak pernah terbayangkan akan memiliki keturunan lagi, tapi ternyata Arimbi muncul setelah Bayu berusia tujuh tahun, padahal mereka kira dua anak laki-laki saja yang dipunyai, tapi ternyata takdir berkata lain.

Arimbi terlahir berupa bayi mungil dan ketika dia besar, bisa ditebak kalau tingginya tidak akan bisa menjangkau kedua kakaknya.

"Mas Bayu udah nyebur, Ma." Kedua mata bulat Arimbi mengerjap berkali-kali seraya menyipit karena silaunya pantulan sinar matahari. "Adek renang sama Mas Bayu?"

"Eh jangan! Adek di kolam setengah meter aja."

Bibir Arimbi memberengut, bukannya dia sudah bisa berenang di satu meter meskipun sedikit-sedikit? Masak disuruh keceh di setengah meter? Mama bercanda.

"Adek di satu meter aja ya, Ma?"

"Nanti dulu, itu yang satu meter kalau ke sana gabung sama dua meter, tiga meter. Bahaya, sebentar Mama carikan yang semeter sendiri."

Arimbi menurut saja saat Papa memasangkan pelampung di kedua lengannya, "Papa gak renang?"

"Papa lagi meriang, Adek jangan jauh-jauh renangnya."

"Bolehnya renang di mana?"

Papa menyusuri setiap sisi kolam renang. Rimba dan Bayu sudah menghilang di antara perenang. Apalagi di sisi kanan terdapat rombongan anak-anak yang sengaja ikut les renang. Usianya beragam, mulai dari anak-anak sampai remaja.

"Gimana, Ma? Ada yang aman buat Adek?"

"Gak ada," Mama duduk memegang kedua lengan Arimbi. "Boleh renang di satu meter tapi harus diawasin Mas Bayu."

Arimbi mengangguk patuh, lalu dilihatnya Mama berjalan ke pinggiran kolam sedalam dua meter hendak memanggil Bayu. Kakak kedua Arimbi itu akhirnya menepi, sedikit adu argumen dengan Mama karena harus menjaga sang adik, akhirnya Rimba ikut menepi juga.

"Adek mau renang, tapi di satu meter, Mas."

"Ha? Apa gak tenggelam? Adek renangnya belum jago loh!" Bayu menatap wajah Mama dan Arimbi bergantian. Bocah perempuan itu menyusul lengkap dengan pelampung dan baju renang berwarna ungu.

"Kenapa gak di setengah meter aja, Ma?" Rimba menggerakkan kaki di kedalaman dua meter, diusapnya berkali-kali wajahnya.

"Adek gak mau."

"Terus kalau aku ngawasin, kapan renangnya?"

"Bentar aja, Bay. Gak ada setengah jam juga udah capek adekmu."

"Yah," Bayu berdecak pelan, tidak seru kalau hanya berenang di satu meter, mengawasi pula. Dia ikut les di sekolahnya, Rimbapun sama ikut les renang sedari kecil makanya lebih cepat bisa berenang. Tapi Arimbi kan tidak -atau tepatnya belum, mana badannya mungil begitu.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang