38_Impian Arimbi

1.7K 295 288
                                    

Update setelah seratus dua puluh komentar. Harap bersabar ini ujian.

..

Dua minggu berlalu sejak kepergian Juan untuk selamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu berlalu sejak kepergian Juan untuk selamanya. Upacara Ngaben telah dilaksanakan, Naka benar-benar melepaskan sang buah hati meski rasanya berat. Ia sangat ingin mengambil tubuh putranya untuk diadzani dan dikuburkan secara Islam, namun dirinya tidak berdaya.

Jangan lagi bersedih, kini ruh Juan telah menuju Sang Hyang Widhi Wase.

Ucapan Pendeta Hindu yang membuat Ayu dengan tegar menyelesaikan rangkaian acara pelepasan. Bahkan dari tahapan yang diadakan, Naka mengerti jika setiap agama memiliki tuntunan dalam kebaikan, baik di dunia maupun di akhirat. Perbedaan tidak untuk dipergunjingkan, namun untuk dimengerti.

Pegawai dan petinggi stasiun televisi turut mengirimkan karangan duka cita ke kediaman Ayu, bahkan saat Naka pertama kali menginjakkan kaki setelah pulang dari Bali –sebelum kembali untuk menyaksikan Ngaben, pegawai-pegawai serta Kepala Divisi Penyiaran hingga Kepala HRD, serta divisi lain, bergiliran mengucapkan belasungkawa atas musibah yang dialami Naka. Rangkaian doa dan ucapan tulus itulah yang membuat Naka tetap kuat hingga saat ini. Ketika Arimbi tidak bisa ikut saat Ngaben dilaksanakan, Naka memiliki keluarga besar serta kawan-kawan yang turut mendampingi.

Faisal mendokumentasikan rentetan acara dari mulai keberangkatan hingga terlaksanakannya Ngaben khusus dipersembahkan untuk Naka. Ada footage yang sengaja ia rekam sebagai bentuk penghormatan terakhir pada Juan, bocah kecil yang telah berjuang selama tiga tahun melawan kanker yang menggerogoti tubuh. Tidak ada celaan, tidak ada bahan gibah, kini semua orang tahu jika Tanaka Bimasena adalah seorang Bapak yang amat sangat menyayangi putra semata wayang.

Terpejam tanpa ingin menyaksikan api menjalar melahap tubuh sang buah hati, Naka merasakan telapak tangannya seolah digenggam oleh Juan. Ketika ia membuka kedua mata, menunduk pada samping kanan, dilihatnya tatapan lugu sang putra yang menatapnya balik. Waktu seolah berhenti di sana, Naka merasakan kedua mata memanas, ia membiarkan buliran itu jatuh, tidak peduli apakah orang lain menyadarinya atau tidak. Tepat saat Naka mengangguk sebagai tanda rela melepaskan, perlahan bayangan Juan menghilang. Telapak tangan Naka kembali merasakan hampa, hanya udara kosong yang ia genggam.

Tidak ada yang bisa mengatakan apakah itu hanya halusinasi Naka atau Juan memang berada di sana pamit pada kedua orang tuanya untuk selama-lamanya.

Selamat jalan anakku Juan. Tunggu Ayah di sana, menjemputmu pulang.

***

Sebetulnya bukan salah perusahaan tempat Arimbi bekerja menjelaskan bagaimana aturan ijin saat jam kerja. Arimbi jelas masih berstatus pegawai baru yang seharusnya lebih berhati-hati mengambil keputusan. Dalam kontrak kerja telah dijelaskan bahwa pegawai baru tidak mendapatkan cuti selama satu tahun pertama, belum genap dua bulan Arimbi bekerja, ia sudah ijin dengan alasan yang tidak cukup kuat selama tiga hari demi mendampingi Naka yang sedang berduka. Dan minggu kemarin ia terpaksa ijin lagi pada hari kerja karena menemani Mama pergi ke tempat orang penting.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang