07_Instagram

1.9K 355 212
                                    

Sanggup 130 komen? Abaikan typos, saya perbaiki besok pagi. Play Mulmed Los Dol Saxophone Cover.

..


J

am menunjukkan pukul tiga lebih empat puluh menit pagi saat Naka melajukan mobilnya menembus pekatnya pagi menuju studio siaran TV-Enam. Redaktur Pelaksana baru saja ia jabat, mungkin dalam waktu dua sampai lima tahun ke depan, dia bisa menjadi Pemimpin Redaksi jika kinerjanya dinilai maksimal dan berkualitas.

Hari-harinya lebih banyak dihabiskan untuk membuat perencanaan isi untuk setiap penerbitan, bertanggung jawab terhadap isi redaksi penerbitan dan foto, mengkoordinasi kerja para redaktur atau penanggungjawab rubrik –Ibnu salah satunya, lalu mengkoordinasikan alur perjalanan naskah dari para redaktur ke bagian setting atau lay out. Tidak berhenti sampai di sana, Naka harus mengkoordinir alur perjalanan naskah dari bagian setting atau lay out ke bagian penyiaran, bahkan bila mungkin mewakili Pemred dalam berbagai acara, baik sengaja ditugaskan atau acara mendadak.

Dengan segala kesibukan yang kini dihadapi, sepertinya hal yang agak mustahil untuk laki-laki itu berpikir tentang pernikahan.

Naka masih muda untuk ukuran pegawai dengan status yang cukup prestis di dunia pertelevisian. Pemred sudah pasti dijabat oleh para senior yang telah berpengalaman di bidangnya selama bepuluh tahun, jadi bagi Naka, dirinya sangat beruntung berada satu tingkat di bawah Pemred yang sudah pasti memiliki lobi luar biasa dengan berbagai pihak, baik itu perusahaan maupun instansi pemerintah hingga pejabat-pejabatnya.

Kembali pada Naka yang telah berhasil memarkirkan mobil di lantai lima gedung TV-Enam, ia melepas sabuk pengaman lantas keluar dari mobil mengenakan jasket cokelat favoritnya.

"Selamat pagi, Pak Naka," sapa sekuriti saat Naka melambaikan tangan, diambilnya beberapa paket untuknya yang diterima tadi malam selepas kepulangannya dari bekerja.

"Masih ada lagi, Pak Jon?"

"Sudah habis, Pak."

"Oke, terima kasih."

"Sama-sama, Pak Naka."

Melanjutkan perjalanan, disempatkannya untuk masuk ke dalam ruangan di mana dua penyiar serta para redaktur dalam proses reading. Naka ikut menyimak pembacaan naskah yang akan disiarkan, kalau sudah oke, dia tidak akan mengoreksi apa-apa.

Dan pagi ini semua berjalan sesuai dengan rencana. Penyiar wanita sudah siap bersolek di sela-sela reading. Sedangkan penyiar laki-laki sudah siap dengan jas, tinggal menunggu di touch-up.

"Empat puluh menit lagi, lumayan bisa merem sebentar."

"Makanya kurangi begadang," Naka menepuk bahu Faisal yang kali ini bertugas sebagai pembaca berita di sesi traveling. Karena kepiawaian pemuda itu membuat liputan tentang Azerbaijan, Faisal kini memiliki segmen khusus meski harus bangun teramat pagi untuk bekerja.

"Saya gak begadang, Pak Naka."

"Tapi..?" Naka menyesap teh hangat yang disiapkan asistennya.

"Tapi tidak tidur sesuai jadwal."

"Sama aja," Naka geleng kepala melihat senyum meringis yang dikeluarkan Faisal.

"Oiya, Pak Naka sudah dapet kabar belum?"

"Kabar soal apa?"

"Mbak Arimbi mau balik ke Indo," Faisal urung mengistirahatkan matanya sejenak, dia sebetulnya tidak lagi berkirim pesan dengan gadis itu, namun karena keduanya saling follow di facebook akhirnya ia mengerti kalau jadwal kepulangan Arimbi sekitar bulan Desember.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang