23_Bahasa Kalbu

1.6K 306 385
                                    

Hampir 5000 kata, maksimalkan komen kalian! 250 komen dan 110 vote untuk saya update cepat, sanggup??

Play Mulmed Bahasa Kalbu by Raisa. Abaikan typos, saya betulkan nanti.

..

"Gimana, Ayu? Suami kamu udah jelasin detailnya ke aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana, Ayu? Suami kamu udah jelasin detailnya ke aku." Naka seperti mengharapkan lotere jatuh karena menunggu jawaban sang mantan istri yang kini telah terhubung dengannya. Mereka bertiga berada di dalam satu sambungan telepon yang sama.

"Bli Naka bisa menjalani prosedur persyaratan pendonor jika bersedia, kalau memang kamu mengijinkan, sesegera mungkin kita lakukan. Juan berada dalam kondisi terbaik saat ini, aku takut dia sewaktu-waktu drop."

Ayu terlihat gamang, ditatapnya kedua mata Aditya mencari keyakinan, "gimana kalau ternyata gak cocok?"

"Dicoba dulu, hanya kalian berdua kemungkinan besar yang dapat menyelamatkan Juan. Kalau DNA Bli Naka paling cocok dengan Juan, berarti pendonor sumsum tulang belakang adalah beliau."

Naka menyimak lewat sambungan, terlalu banyak yang harus ia pikirkan hari ini. Mulai dari membuka kedua mata, dia telah menunggu saat ini di mana Ayu juga mendengarkan diskusi antara dirinya dan Aditya membahas kemungkinan tranplantasi yang akan dilakukan sebagai penyelamat Juan, meski resikopun tetap ada. Lalu nanti malam, ia harus menyiapkan hati untuk mengatakan rahasia yang selama ini ia sembunyikan dari keluarga besarnya selama bertahun-tahun.

"Gimana kalau tubuh Juan menolak?"

"Makanya dites dulu, apakah akan ada penolakan atau tidak."

"Kalau ternyata tubuhnya menolak? Aku..," kalimat Ayu terhenti. "Aku tidak siap," Ayu mengucapkan tanpa bersuara kepada sang suami. Lalu ia menggeleng bekali-kali, mau apapun tindakan yang dilakukan, apalagi transplantasi merupakan salah satu solusi terbaik, namun tetap saja mengandung resiko besar.

"Kamu kenapa, Yu?" Naka semakin berdebar menunggu jawaban Ayu yang tiba-tiba terdiam. "Bli Adit?"

"Iya?"

"Ayu kenapa?"

Aditya mengusap pipi Ayu, keduanya berbicara dalam bahasa Bali. Ayu terlalu takut menggantungkan asa sangat tinggi namun hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Dia tidak ingin Juan merasakan sakitnya prosedur suntik, namun di saat bersamaan, perempuan itu sangat ingin putranya sembuh.

"Bli Adit, bisa jelaskan kalian bicara apa?" Naka akhirnya buka suara setelah cukup lama menyimak Ayu dan Aditya saling berbicara dalam bahasa yang tidak ia mengerti.

"Ayu.., dia setuju," Aditya berkata.

Nafas Naka yang sempat tertahan akhirnya terlepas, "Alhamdulillah.., kamu yakin kan, Yu? Satu-satu kita selesaikan, semoga di antara kita benar-benar bisa menjadi pendonor untuk Juan."

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang