22_Kabar Tak Diinginkan

1.5K 300 228
                                    

Lebih dari 120 komen dan 100 vote, kita ketemu lagi lusa. Play Mulmed Cinta Tak Bersyarat (Cover)

..

Eyang Putri membuka pintu kamar saat mendengar ada kegiatan di dapur. Berjalan pelan, wanita tua itu mendapati Naka tengah berkutat dengan kompor. Memakai kaos putih polos, bersarung, laki-laki itu terlihat memunggungi posisi Eyang Putri.

Srek!

Naka menoleh ke belakang, ia tersenyum tatkala melihat Eyang Putri mengambil duduk di kursi makan, "kirain siapa," Naka mengambil teh bubuk lalu dimasukkan ke dalam air mendidih.

"Bikin apa, Ka?"

"Teh tubruk," Naka menunggu lima menit sebelum mematikan kompor, lalu beralih mengambil dua mug besar. "Yangti mau?"

"Boleh, tawar aja."

Naka memasukkan gula ke dalam mug untuknya, dan tanpa gula di mug satunya.

"Sudah subuhan?"

"Sudah," Naka mengangguk. Hari Minggu kali ini cukup istimewa karena Naka memiliki kawan untuk menyeduh teh di pagi hari. Jangan ditanya ke mana Jaemin dan Kaindra, kedua pemuda itu dipastikan bangun kesiangan.

"Adek-adekmu belum bangun?"

"Kayaknya sih belum, biasanya Kai habis subuhan balik tidur lagi kalau libur."

"Oalah klop sama Jaemin."

Naka mengaduk teh yang tadi sudah disaring terlebih dahulu supaya ampasnya tidak ada, pekat dan wangi melati, Naka selalu suka dua hal tersebut.

"Kayak buatan orang Solo," Eyang Putri menghirup aroma teh buatan Naka.

"Takarannya pas kan, Yang?"

Eyang Putri mengangguk, diletakkan mug di atas meja menunggu teh sedikit lebih dingin.

"Yangti bisa tidur?"

"Lumayan, dingin ya AC-nya."

"Kan ada selimut, gak dipakai?"

"Sudah, tapi namanya balung tuwo yo ngene iki, Ka."

Naka tersenyum memperlihatkan mata segaris, bibirnya meniup permukaan teh lalu menyeruputnya perlahan. Sementara itu Eyang Putri hanya mengamati dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Ayah Ibumu jam berapa pulang dari Surabaya?"

"Katanya penerbangan jam dua siang, kalau ontime."

"Mbok jemput?"

Naka mengangguk, "Yangti mau ikut jemput?"

"Gak usah, nanti mobilnya gak cukup."

"Gak apa-apa, biar Kai nanti setir mobilnya Ayah, ngambil dulu."

"Memang mau ke mana bawa dua mobil?"

"Kali aja Ibu apa Mbak Sora mau ngajak makan di luar."

Eyang Putri mendesah pelan, "Yangti udah tua, Ka. Udah gak kuat diajak jalan-jalan."

"Tapi nanti malam mau sare di mana?"

"Di rumah Ayahmu to, kan sudah pada pulang."

"Oh.., kirain nginep sini semalam lagi."

"Kamu mau Yangti tidur sini?"

Naka mengangguk, "aku pengen ada temen ngobrol, Yang."

Eyang Putri mengamati wajah damai Naka, meski cucunya saat ini tengah menghadapi permasalahn pelik, tidak ada kalimat mengeluh sedikitpun. Obrolan semalam soal Ayu dan Juan membuat Eyang Putri paham jika ternyata Naka cukup tertutup dengan kedua orang tuanya sendiri.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang