37_Belajar Ikhlas

1.5K 288 257
                                    

Kayaknya hanya Rahara yang belum bisa dapet ranking 20 besar di hastag jungri atau bangtanvelvet, bantuin promote ya. Update setelah dua ratus komentar. Terima kasih.

..

Wajahnya pulas seperti bocah yang sedang terlelap dalam tidur, sudut bibirnya sedikit terangkat seolah mengabarkan jika tubuhnya tidak lagi mengalami sakitnya alat-alat medis yang selama ini pernah ditusukkan melewati kulit masuk ke dalam aliran d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajahnya pulas seperti bocah yang sedang terlelap dalam tidur, sudut bibirnya sedikit terangkat seolah mengabarkan jika tubuhnya tidak lagi mengalami sakitnya alat-alat medis yang selama ini pernah ditusukkan melewati kulit masuk ke dalam aliran darahnya.

Juan merasakan damai, itu yang tertangkap dalam indera penglihatan Arimbi yang tengah duduk mengamati putranya Naka disemayamkan sementara menunggu waktu Ngaben –pemakaman dengan adat Bali, tiba.

"Mirip Naka kecil," Sora menatap lekat jenasah yang ditidurkan dengan benda-benda bersifat keagamaan yang mengitari, "sayang banget Budhe gak pernah kenal kamu, Nang."

Kelopak Arimbi mengedip saat mendengar kata Budhe keluar dari bibir Sora, "tapi sekarang Juan udah gak kuatir disuntik lagi, Budhe," sambungnya.

Seulas senyum tipis hadir pada wajah Sora, "coba sedikit lagi kamu bertahan pasti bisa ketemu Mas-masmu di Surabaya," Sora menjeda ucapannya, "tapi gak apa-apa, kamu udah berusaha, Nang. Maafin Kakung, Uti, Budhe, Pakdhe, Om Kai yang belum pernah ngunjungi kamu."

Arimbi menoleh pada Sora, "Bapak dan Ibu udah pernah ketemu, Mbak."

"Eh iya, udah." Sora kembali tersenyum lembut, "alhamdulillah kamu masih bisa ketemu Kakung sama Uti meskipun sebentar," tanpa terasa calon kakak iparnya Arimbi mengeluarkan sebulir air mata. "Tenang di sana, Juan. Inget Ayah sama Ibu kamu ya, mereka berdua sayang sama kamu..," suara Sora kian memelan dan bergetar.

"Mbak Sora?"

Arimbi menoleh ke belakang saat melihat satu wanita memanggil, kalau tidak salah mengenali, jantung Arimbi berdetak menjadi lebih cepat.

"Ayu..," Sora segera bangkit dari posisinya duduk di atas karpet, dipeluknya mantan adik iparnya tersebut. "Maafin kami ya gak bisa ada buat kamu sama Juan."

"Maafin Ayu juga, Mbak." Ayu telah kehabisan kata-kata. Melepas pelukan, mereka saling bertatapan untuk menguatkan. "Kapan Mbak nyampe?"

"Tadi malam," Sora kembali duduk di bawah, "sama Arimbi."

Arimbi dan Ayu saling mengangguk sebagai tanda sapa meski tidak saling berkata. "Mas Bukit sama Naka di mana?"

"Tadi di sini tapi keluar, ada yang manggil."

Ayu menatap pintu luar, "mungkin diajak rapat."

"Saudaramu banyak ya, Yu?"

Ayu menggeleng, "sudah adatnya orang sini kalau ada mau Ngaben selalu disiapkan sama-sama," atensi Ayu berpindah pada Juan, "orang-orang kampung pengen terlibat langsung di upacara pelepasan Juan."

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang