40_Bawalah Pergi Cintaku

2.4K 304 264
                                    

405 Halaman A4, book dengan words terpanjang yang pernah saya buat. Semoga kalian suka, sampai ketemu lagi setelah 200 komentar. Play mulmed Bawalah Pergi Cintaku by Afgan.

..

Pagi yang cukup cerah menyambut kedatangan keluarga Pak Dharma yang hendak melamarkan sang putra dengan Arimbi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cukup cerah menyambut kedatangan keluarga Pak Dharma yang hendak melamarkan sang putra dengan Arimbi. Kurang lebih jam sepuluh kedua keluarga akhirnya bertemu lengkap dengan personil masing-masing.

Naka sendiri tidak bisa menyembunyikan raut bahagia saat kedua orang tua saling menyampaikan dan menyambut niat baiknya untuk mengikat Arimbi lebih serius sebelum keberangkatan kekasihnya itu menuju Monash University Melbourne. Giliran Naka secara personal yang meminta ijin untuk melamar, jangan ditanya seperti apa dag dig dugnya Arimbi. Ditatapnya dalam-dalam kedua mata Naka yang tertuju pada kedua orang tua, hanya sekali pandangan mereka bersirubuk, itupun karena namanya disebut sebagai calon pendamping.

Tanpa memakan waktu lama, akhirnya jari manis Arimbi telah berhias cincin dengan bahan yang berbeda dengan cincin yang akan dikenakan oleh Naka. Menunduk, perempuan itu menatap cincin yang disematkan Ibunya Naka pada jari manisnya sebelah kiri. Mengerjap pelan, seulas senyum terpancar saat ia mengangkat pandangan dan bertemu dengan binar Naka yang tidak kalah takjub mengamatinya saat ini.

"Sekarang giliran Mas Naka, yang masangkan cincin Mamanya Mbak Arimbi," acara sederhana tetap dipandu oleh adiknya Papa.

Lagi-lagi Naka dan Arimbi saling melempar senyum, acara yang digelar cukup sederhana namun tidak mengurangi tujuan yang hendak dicapai, mengikat Arimbi dengan sebuah komitmen yang akan mereka pertahankan hingga saat pernikahan tiba.

"Baik, sekarang foto bersama dulu."

Naka merapikan batik sarimbit yang ia dan Arimbi kenakan, menggeser tubuh diapit kedua orang tua, baik Arimbi dan Naka tidak menampakkan kebahagiaan yang berlebihan.

"Mas Naka dan Arimbi berdua aja fotonya."

Arimbi menoleh ke samping, ia mengerjap dengan lengkungan senyum saat ditatap Naka yang terlihat mengambil nafas panjang, "grogi ya?"

"Dikit," Naka merapatkan tubuh di samping Arimbi. Mereka hanya pose berdekatan mulanya, namun dua keluarga mempesilakan Naka dan Arimbi untuk bergandengan. "Tangannya?" kata Naka sambil menyodorkan lengan kiri yang telah ditekuk. Seolah mengerti, Arimbi meletakkan jari jemarinya melingkari lengan Naka.

"Senyum, Dek." Jisu seolah memberi aba-aba supaya sudut bibir Arimbi ditarik ke atas karena sedari tadi kentara groginya. Berbeda dengan Naka yang terlihat jauh lebih percaya diri karena telah melakukan satu langkah lebih jauh untuk mengikat pujaan hati.

"Udah, Mas Bay?" Arimbi tidak tahan disuruh diam, kira-kira Naka tahu tidak ya kalau jantung Arimbi jempalitan karena tangan mereka masih bertaut?

"Udah," Bayu menurunkan kamera, sedangkan Sora masih mengangkat ponsel memotret candid Naka dan Arimbi yang melepaskan gandengan tangannya.

RaharaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang