25. See you

6.3K 518 41
                                    

recomend song to read this part :
"if u could see me cryin in my room" - Arash Buana

hope u will like this part <3

🦋

Asta pulang dengan keadaan sudah sangat malam, dijemput keenam sahabatnya. Karna lelaki itu tertidur dalam pelukan Tisha, bahkan wajahnya saja masih lembab karna air mata.

Xavier, Diarko, Samudra, Aditya dan Zeo prihatin melihat sahabatnya, selama mereka bersama tidak pernah melihat Asta seterpuruk ini. Kalau kalian melihat keadaan Asta sekarang, percayalah pasti kalian ingin memeluk laki-laki ini.

"Demi alek gua kasian sama Asta," ucap Adit sambil memperhatikan wajah Asta yang terlelap.

"Sama anjing gua juga," saut Samudra.

"Sumpah gua nyesel bikin dia kerumah Tisha malem ini, kalo ujungnya bakalan gini." sesal Zeo.

"Gua juga sat," kata Diarko.

"Gatega gua," sahut Xavier.

Ternyata lelaki ada empati. Namun memang jarang diperlihatkan pada publik, hanya pada orang-orang tertentu saja. Lelaki penuh gengsi, untuk menunjukan sisi lembut dari diri mereka sendiri.

"Penyakit Tisha serius?" tanya Adit.

"Lo search aja di googli, leukimia stadium 3," celetuk Zeo, sambil memegang stir kemudi.

"Bentar," kata Adit, kemudian mengeluarkan ponselnya.

Diarko menggelengkan kepalanya "Si goblok, leukimia aja gatau."

"Bacot ah, diem lu kentut istaka. Gue lag- ANJING!" Adit menjerit terkejut.

"NGAPA BANGSAT?!" Samudra ikut kaget.

Diarko menoleh kebelakang juga, ikut kaget sekaligus kepo alasan mangapa Adit teriak. Zeo ikutan mengelus dadanya karna teriakan Adit, untung mereka sudah .. "biasalah" dengan sifat Adit.

"Leukimia separah ini?" Adit menunjukkan layar depan ponselnya pada keempat manusia didekatnya.

Mereka terdiam, melihat kalimat "Leukimia stadium 3 kecil kemungkinan untuk sembuh dikarna.."

"Kanker emang kaya gitu, apalagi stadium 3 kaya Tisha .." ucap Xavier.

Anak paling pintar diantara lima lainnya.

"Tapi bokapnya Tisha kan kaya .." saut Diarko.

"Lo pikir nyawa bisa dibeli pake uang?" cetus Xavier.

Diarko menggaruk tengkuknya "Engga sih,"

"Ini masalah nyawa, bukan harta." kata Zeo, masih sibuk menyetir.

"Terus kenapa Tisha belum berobat?" tanya Samudra, penasaran.

Zeo mengedikkan bahunya "Gatau jelasnya, tapi gua denger Tishanya yang gamau diobatin."

"Kok gamau? dia mau mati?" celetuk Adit.

Samudra dengan reflek menampol mulut Adit "Mulut lo setan,"

GEESHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang