"Ganteng aku gaboleh nangis ya,"
Latisha Aluna🦋
Zeo ingin menghindar namun naas, pisau itu menusuk perutnya. Adit, Diarko dan Samudra melotot kaget dan langsung berlari untuk menolong Zeo.
"Aghh, perut gua Sam.." Zeo langsung terduduk merasakan nyeri di perutnya.
"Ze, tahan ya gua telfon ambulan dulu." ucap Diarko tergagap.
"S-sakit.." lirih Zeo.
Kemudian Zeo menutup matanya.
"ZE! ZEO!" teriak Adit, matanya berkaca-kaca.
Sementara anggota GENZO termasuk Reyhand bersiap melarikan diri, mereka lari keluar markas kalang kabut. Namun sayangnya, markas mereka telah dikelilingi oleh banyak Polisi, segera saja mereka langsung ditangkap.
"LEPASIN GUA ANJING!" gertak Reyhand.
Polisi itu memborgol kedua lengan Reyhand, begitu juga dengan pasukannya. Xavier tersenyum lega, lelaki itu segera masuk ke dalam markas untuk melihat keempat temannya. Namun ia dikejutkan dengan pisau yang menancap pada perut Zeo dengan banyak darah yang bercecer dilantai.
"ANGKUT BURUAN KE MOBIL GUA!" teriak Xavier.
Mereka langsung menuruti perintah Xavier, kemudian menelfon beberapa anggota REVIRES untuk mengambil motor mereka di markas GENZO.
Zeo sudah tak sadarkan diri, bibirnya memnucat. Adit menggenggam telapak tangan Zeo, berharap itu bisa membuat Zeo kuat. Sementara Xavier melajukan mobilnya secepat mungkin ke rumah sakit terdekat, dan Samudra membuka jendela membunyikan sirine dari ponselnya.
Dan orang-orang dijalan mengerti, mereka memberi jalan untuk mobil Xavier. Padahal bila dipikir-pikir Samudra seperti sedang bercanda dan mengerjai pengendara lainnya, namun sepertinya orang-orang percaya karna air mata dan raut muka Samudra yang sangat sedih dan ketakutan.
Kenapa mereka tidak jadi menunggu ambulan? karna keadaan Zeo sudah sangat parah, Xavier takut bila ambulan datang terlambat.
"Zeo lo harus kuat," lirih Adit.
Kalian tahu? Adit sekarang menangis, bahkan Xavier juga tapi ia berusaha mengontrol mimik wajahnya. Diarko diam ia tak tega melihat keadaan Zeo, bahkan melihat wajah Zeo saja ia tak kuat.
Dan akhirnya mobil Xavier melesat cepat ke depan pintu rumah sakit, sangat tepat didepannya. Mereka segera memanggil dokter dan perawat untuk menangani Zeo dengan cepat. Bahkan Xavier langsung membayar perawatan Zeo, Agar proses pengobatan Zeo semakin dipercepat.
Adit menangis, ia duduk diruang tunggu bersama yang lainnya. Padahal luka mereka berempat masih belum disembuhkan sehabis berkelahi tadi, namun sepertinya mereka lupa akan hal itu.
"Dit udah, malu tuh banyak bocah masa lo nangis?" ledek Samudra.
Adit mengadah "Sirik lo, lo aja nangis,"
Samudra tertawa, kemudian mengusap hidungnya "Anjir ingus gua,"
Adit, Diarko dan Xavier tertawa. Kemudian saling selihatan, dan tertawa lagi. Rasanya sakit melihat sahabat mereka dalam keadaan seperti itu, namun mereka tidak boleh terus-terusan menangis dan bersedih. Dalam hidup, yang namanya sedih, senang dan bahagia itu harus secukupnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...