Karin dan Asta kini sedang berada di taman hiburan, Karin mengajak Asta untuk menghibur diri. Mereka berdua menikmati banyak permainan, mulai dari bianglala, kora-kora, roller coaster, dan banyak lagi yang lainnya.Asta mengajak gadis itu beristirahat, mereka duduk di tengah-tengah banyaknya jualan makanan dan minuman. Karin tertawa lepas, ia senang sekali bisa memenuhi keinginannya untuk ke taman hiburan bersama Asta. Pasalnya, selama 4 tahun Asta hanya menemaninya ke toko buku, mengantarkan ke kampus, menemani makan dan paling menemaninya kalau ada hal-hal mendesak saja, Asta tak pernah mengajaknya untuk jalan-jalan seperti ini.
"Asta, makasih banyak ya," ucap Karin tersenyum.
Asta mengangguk kemudian mengacak rambut Karin, "Sama-sama,"
Karin mengulum senyumnya, hatinya berdebar.
"Nih makan lagi," Asta menyodorkan permen kapas pada Karin.
Dengan senang hati Karin mengambil permen kapas itu, kemudian ia memakannya. Ia memakan permen kapas itu sambil memandang Asta yang tengah sibuk dengan ice cream nya.
"Makasih rin, uda nemenin gua." ucap Asta, masih sibuk dengan ice cream nya.
Karin tersenyum hangat, "Lebay banget makasi makasi segala,"
Asta terkekeh, "Lo yang lebay,"
"Dih kok ngatain?!" Karin mencebik.
"Biarin, suka-suka gue," Asta menyolot.
"Ngeselin," Karin ngambek.
Asta mengacak rambut karin lagi, "Jangan ngambek, lo tambah jelek kalo ngambek,"
"Ih, apaansih," Karin menyembunyikan wajahnya yang memerah.
"Baper mah bilang aja," celetuk Asta, kemudian tertawa kecil.
"Gaada yang baper," kata Karin memeletkan lidahnya.
"Muka merah gitu, udah gausah ngeles lagi," Asta menunjuk pipi Karin yang merona.
"Panas makanya merah," Karin mengeles.
"Dingin tuh, orang mendung," Asta mengadahkan pandangannya kelangit yang mendung.
"Panas, pokonya panas." kata Karin kemudian mengipas-ngipas lehernya dengan kedua tangannya.
"Tinggal bilang lo baper aja apa susahnya sih neng," goda Asta.
"Berisik, gaada yang baper," Karin mencebik.
"Ngeles mulu ngeles," ejek Asta.
"Ga tuh, ga ngeles. Emang gabaper," Karin menjulurkan lidahnya, mengejek Asta.
"Ga baper tapi pipi merah," Asta terkekeh.
"Kan udah dibilang, panas ini," Karin mengipas lehernya kembali.
"Terserah lo deh," Asta menyerah.
"Gitu dong dari tadi," Karin berucap senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...