Geenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta.
Latis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Be careful with your actions towards me" Geenan Asta Antares
🦋
Samudra tampak berpikir dengan serius, kepalanya mengadah keatas sambil terus menerka-nerka. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai, dengan beraturan.
"Gue yakin itu Reyhand." Diarko membuka suara.
Sekarang keenam laki-laki itu sedang berada dikamar luas Asta. Kamar hitam dengan perpaduan warna putih.
"Tapi tadi kan Reyhand ke markas? dia duplikatin diri gitu?" celetuk Adit.
"Dia orang kaya, gabakal ngotorin tangannya untuk bunuh orang. Tapi dia nyuruh pembunuh bayaran untuk bunuh lo," ucap Xavier, anak itu paling pintar diantara mereka semua.
"Belum lagi jabatan dia Ketua OSIS," sahut Zeo.
"Ya, itu yang gue pikirin. Reyhand otaknya licik, gak bakal sembarangan ngatur strategi kaya gini," Asta menghela napas.
"Terus gimana? pihak kepolisian udah sampe mana nanganinnya?" kata Samudra melihat kearah Asta.
Asta mengedikkan bahunya "Ntah,"
"YALLAH ANJIR BARU KEPIKIRAN!" teriak Adit membuat semuanya terlonjak kaget.
"Apasih anjir!" Samudra melempar bantal kearah muka Adit, dan ya tepat sasaran.
"Diem bagong! gue ada saran nih!" Adit mencebik.
Diarko menaikkan satu alisnya "Apa?"
"Kenapa gak suruh bokap lo aja ta! maksud gue, suruhannya," ucap Adit "Mereka pasti tau dong, detektif yang bagus di Jakarta,"
"Gak mau ngelibatin bokap gue, udah gede. Malu gue kalo mau ngadu." celetuk Asta.
Zeo mendecak "Ini masalah nyawa lo ta, kalo lo gak mau ngelibatin bokap lo. Yaudah, gue sama yang lain aja yang ngelibatin bokap kita masing-masing."
"Setuju gue," kata Diarko "Ini soal nyawa lo."
Adit mengangguk "Mumpung pak Pilot lagi cuti,"
"Bokap gue tinggal nyuruh anak buahnya," sahut Xavier.
