Tisha mengemaskan barang-barangnya, karna jam sudah hampir mendekati jam pulang Sekolah. Begitupun ketiga temannya. Terlebih lagi Salsa, gadis itu sudah menenteng tasnya dengan tampang tanpa dosa.
"Salsa, kamu mau kemana?" tanya Pak Andi.
"Pulang," jawab Salsa seadanya.
Karin, Tisha dan Fiza hanya meratapi kebodohan Salsa.
"Belum waktunya, masih ada lima belas menit lagi," ucap Pak Andi.
Salsa mendengus,"Yaudah, kan kalo bunyi bel saya langsung bisa pulang."
"Yasudah keluar kamu, murid gak tahu diuntung!" cetus Pak Andi.
Salsa malah nyengir tak berdosa, dengan girang ia meninggalkan ruang kelas. Mambuat teman sekelasnya menatap dengan tatapan tak percaya.
"Dadah epribadiii! Eh, lo bertiga gue tunggu di parkiran ya! byee! PAK ANDI LOVE YOU SO MUCH!" setelah mengatakan itu, Salsa langsung berlari tanpa mendengar sautan dari Pak Andi.
"MURID GILA KAMU SALSA!" teriak Pak Andi, sambil mengusap-usap dadanya sambil berucap istighfar.
"Sudahlah, kalian pulang saja. Pening kepala saya lama-lama, gak betina gak jantan sama saja kalian ini," cetus Pak Andi, kemudian langsung nyelonong keluar kelas tanpa membawa laptopnya yang berada diatas meja mengajarnya.
"YES! LOVE YOU PAK ANDI KU SAYANG!" teriak Najwa dengan suara toa andalannya.
"YOK CABUT GUYS!" ajak Karin, dan serentak mereka meninggalkan ruang kelas bersamaan.
Sepertinya Sekolahan ini tidak cocok untuk disebut Sekolah elite, tapi cocok disebut Sekolah yang warganya kurang waras.
Tisha hanya tersenyum dan sedikit tertawa melihat tingkah absurd teman dan gurunya ini, membuatnya semakin betah bersekolah di Sekolah umum seperti ini.
Karin, Fiza dan Tisha langsung berjalan menyusuri koridor Sekolah untuk menuju parkiran. Namun, tiba-tiba langkah Tisha tak stabil, kepalanya berdenyut, dan langsung jatuh tanpa aba-aba.
"TISHA! YAAMPUN!" Karin histeris.
Kemudin dari jauh, terlihat sesosok pria berlari menghampiri Tisha. Kemudian langsung menggendong Tisha ala bridal style membuat warga Sekolah berbisik-bisik.
Fiza dan Karin sontak melotot, ingin menahan namun mereka tak mampu menggotong Tisha. Yang terjadi kemudian, Fiza dan Karin hanya bisa mengikuti dari belakang dengan cemas.
"Telfon Asta buruan!" titah Karin pada Fiza, sambil berjalan cepat mengikuti Tisha.
"Kok gue?! Lo aja!" Fiza menyolot.
"Dih, Lo aja! buruan Fizaaa!" balas Karin.
"Lo aja! ogah gue nelpon anak tengil gitu!" saut Fiza.
"Is, lo gak perduli sama Tisha?!" ucap Karin, masih sambil berjalan cepat sambil berdebat.
"Lo aja! ngapain nyuruh-nyuruh gue?!" celetuk Fiza.
"Gila lo, masa gak perduli sama ti-" tiba tiba ucapan Karin terpotong. "ASTA! WOI!"
Sontak yang dipanggil langsung menoleh, kemudian menaikkan sebelah alisnya. Mengartikan ada apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...