15. Promise

18.9K 1.3K 230
                                    

Hai semuanya, nungguin ya? sorry bgt:( aku akhir akhir ini sibuk, jadi belum sempet update cerita ini🥺 sorry..

Happy reading semuanya🌈
— ty.niia

🦋🦋🦋

"Sha, tungguin dong. Jangan ngambek," panggil Asta, sambil berlari mengejar Tisha.

Namun Tisha tetap berjalan cepat, tak menghiraukan panggilan lelaki yang baru saja menjadi kekasih nya itu. Dengan mimik wajah yang kesal, dan juga bibirnya memberengut.

"Kan kita baru sehari pacaran, masa udah berantem?" ucap Asta, dengan wajah memelas.

"Sehari? kan kamu baru tadi nembak aku," celetuk Tisha, memberhentikan langkahnya.

"Iya ya? Gue lupa," kata Asta tanpa rasa bersalah.

"Baru bentar aja udah lupa, Gimana nanti?!" rajuk Tisha, kemudian berjalan kembali dengan langkah mungilnya yang cepat.

"Gak kok, tadi bohongan lupanya!" seru Asta, dan dengan gampang menyusul Tisha.

"Gapercayaaaaaaaa!" sahut Tisha.

Mereka bersahut sahutan dikoridor Sekolah, dan lebih parahnya lagi kelas-kelas sedang melakukan KBM. Membuat suara mereka menggema di koridor, hal itu tentu memancing guru-guru killer untuk keluar melihat suara siapa yang mengganggu keheningan belajar.

"ASTAGHFIRULLAH! ASTA, TISHA! SUARA KALIAN ITU MENGGANGGU ANAK-ANAK LAIN!" suara cempreng Bu Daksa, mengintimidasi mereka berdua.

Asta sontak menoleh kebelakang, menengok kearah suara yang memanggil namanya dan Tisha. Ia langsung berjalan kearah Tisha kemudian memegang tangan Tisha.

"Hitungan ketiga, lari. Satu, dua, TIGA!" Asta langsung berlari, diikuti Tisha yang berlari juga disebelahnya.

"Asta, jangan cepet-cepet! Cape!" seru Tisha, napasnya naik turun.

Bu Daksa tak tinggal diam, ia ikut mengejar sebisanya. Membawa badan gumpalnya berlari, tentu sulit bagi guru itu. Apalagi yang ia kejar anak remaja usia belasan, yang energinya jauh lebih kuat dibandingkan dirinya.

"ASTA TISHA BERHENTI! SAYA CAPE! SAYA INI GENDUT! GABISA LARI JAUH-JAUH!" teriak Bu Daksa. Membuat salah satu Office Boy tertawa mendengarnya.

"JANGAN TERTAWA! SAYA GAK LAGI NGELUCU!" seru Bu Daksa emosi.

Bila ia berlama-lama di Sekolah ini, bisa jadi umurnya tidak panjang. Tapi, belum tentu. Siapa tahu, dengan sikapnya yang sering marah ia menjadi panjang umur.

"Saya ngetawain ubin lantai, kok ibu marah?" sahut Office Boy itu.

"Halah, ngaku aja! bohong itu dosa!" ucap Bu Daksa, menangkal ucapan lawan bicaranya.

"Dahlah bu, saya mau kerja. Ibu kalo mau lanjut diet, sok atuh, mangga." ucapnya kemudian meninggalkan Bu Daksa sendirian.

"Akhlak warga Sekolah ini pada kemana? Lama-lama gila aku ngajar disini," gumam Bu Daksa.

🦋🦋🦋

Asta menyodorkan sebotol air mineral pada Tisha, gadis itu masih menetralkan detak jantungnya sehabis berlari. Hari ini, hari bahagia sekaligus hari sialnya. Kalau saja tidak ada Bu Daksa, pasti ini hari bahagia tanpa ada kesialan.

GEESHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang