"Kamu ini selalu saja membuat masalah," ucap Bu Daksa dengan raut wajah kesal. "Pusing saya jadinya,"
Asta hanya diam sambil menatap Bu Daksa tanpa ekspresi, ocehan Bu Daksa tidak berarti apa-apa di telinganya. Hanya seperti angin yang berlalu.
"Gak buat onar sehari aja, gak bisa?" Bu Daksa memijit pelipisnya. Murid dihadapannya ini, sangat sering membuatnya darah tinggi.
Asta tetap diam, anak itu malah menatap Bu Daksa dengan tatapan yang.. lucu.
"Ngapain liat-liat saya?!" Bu Daksa memelotot, Asta dari tadi menatapnya.
Bukannya menjawab, Asta malah mengusap-usap matanya kemudian ia menguap.
"Tumben kamu lucu, biasanya kaya anak setan." celetuk Bu Daksa, omongannya memang sering tidak disaring.
"Saya ngantuk, mau tidur." akhirnya Asta berbicara, "Hukuman saya apa? Ngomong aja cepet. Gak usah basa-basi, Bu."
"Barusan saya muji kamu, lucu. Sekarang udah kaya anak setan lagi," cibir Bu Daksa.
"Saya di skors?" Asta malah bertanya, tak menjawab ucapan Bu Daksa.
Bu Daksa terdiam, ia memikirkan hukuman yang paling pas untuk murid modelan Asta. Murid yang tak pernah jera untuk melakukan kenakalan di Sekolah.
"Gak! Kamu gak saya skors," kata Bu Daksa,usai ia berpikir.
Asta menunggu ucapan Bu Daksa selanjutnya.
"Kamu bersihin gudang sama kolam berenang Sekolah, bareng sama Rey dan Tisha." ucap Bu Daksa.
Asta langsung mendelik sebal,"Kalo hukuman saya sama kaya mereka, kenapa ibu suruh saya lama-lama disini?!"
"Padahal dari tadi saya udah bisa bebas," cibir Asta.
"Karna kamu beda," ucap Bu Daksa. "Sudah sana."
Asta langsung memasang tampang dingin, guru dihadapannya ini memang sangat menyebalkan. Kalau saja bukan guru, sudah dipastikan Asta akan mengajak berkelahi Bu Daksa.
Ia menutup pintu dengan kencang, cukup membuat Bu Daksa memegang dadanya seperti orang jantungan.
"Anak setan," umpat Bu Daksa.
🐇🐇🐇
Asta mengikuti Tisha dari belakang, entah mengapa hari ini lelaki itu tampak lucu. Padahal biasanya tampangnya selalu garang, dingin, dan cuek.
"Asta, ngapain sih jalan dibelakang?" ucap Tisha, ia berhenti berjalan kemudian memutar badannya menghadap Asta.
"Gak boleh?" tanya Asta.
Tisha menggeleng,"Gak boleh."
"Terus bolehnya dimana?"
"Disamping aku, disini." ucap Tisha, ia menunjuk samping kiri tubuhnya.
"Gak mau," ucap Asta.
Tisha seketika langsung memberengut,"Kenapa gitu? Kamu gak seru, gak usah temen sama aku!"
Asta terkekeh pelan, Tisha memang sangat kekanakan. "Gak ditanyain, kenapa gue gak mau jalan disamping lo?"
Tisha memudarkan cemberut diwajahnya, ia nampak tertarik dengan ucapan Asta.
"Kenapa memangnya?" ucap Tisha.
"Karna kita belum sejajar, lo masih didepan gue. Gue masih usaha ngejar lo, untuk kedua kalinya." ucap Asta.
"Maksudnya?" Tisha tak mengerti.
"Lo, sama gue belum sejajar." ucap Asta.
"Caranya biar sejajar gimana?" tanya Tisha, ia tidak mengerti ucapan Asta.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...