31. Miss you

5.9K 423 18
                                    


6 bulan kemudian ..

Asta bersiap menuju Sekolah, hari ini ujian tengah semester yang terakhir. Kini ia sedang di dapur memakan masakan Mama kesayangannya. Hanya ada ia, Mama dan Papanya. Mikayla sedang bertugas di rumah sakit luar kota, untuk beberapa bulan atau mungkin tahun.

"Habis ini mau lanjut kuliah kemana?" tanya Zea pada anak laki-lakinya.

"Kalo udah terima nanti Asta kasih tau," jawab Asta seadanya.

"Lah kok gitu, kan lebih baik dikasih tau sekarang. Iya kan pa?" Zea meminta dukungan suaminya.

"Biarin aja ma, asal dia nerusin perusahaan papa mau dimanapun gapapa." kata Adipati.

"Papa mah gitu, mama kan minta dukungan," dengus Zea.

"Iya maaf, tapi kan itu hak Asta dia maunya dimana. Papa gamau larang, kalo dia belum mau kasih tau yaudah. Nanti juga kita tau sendiri," ujar Adipati.

"Yaudah deh terserah kalian aja," cetus Zea kemudian berjalan menuju dapur.

"Mama gitu aja ngambek," cibir Adipati.

Asta terkekeh kecil.

"Mau lanjut di luar atau tetep di Indonesia?" tanya Adipati.

"Nanti papa tau sendiri, aku berangkat dulu. Pamit ya pa," Asta menyalimi Adipati, kemudian mengambil ranselnya dan pergi menuju Sekolah.

Seperti biasa, ketika ia datang pasti banyak yang menyambut. Apalagi sekarang jabatannya adalah anak kelas XII, makin banyak adik kelas yang menyukainya. Apalagi kelas X yang baru masuk Sekolah, yang mereka tahu Asta tak memiliki pacar alias jomblo.

Sementara kelas XI dan XII sudah tak heran dengan Asta yang makin dingin dengan wanita, mereka sudah khatam tentang cerita Asta dan Tisha.

"ASTA!" panggil seorang perempuan.

Asta menoleh, ia tersenyum ramah.

"Syukurlah lo engga telat, ayo masuk gue sama yang lain udah nunggu," kata perempuan itu.

Asta mengangguk, ia mengikuti jejak perempuan itu. Kelas XII mereka diacak, dan entah keajabian dari mana Asta, Zeo, Xavier, Diarko, Samudra, Aditya, Salsa, Karin dan Fiza sekelas. Selama beberapa bulan ini mereka semakin dekat, tapi hanya sebatas sahabat.

"Karin lo dari mana sih?" tanya Salsa.

"Habis susulin gue di parkiran," jawab Asta.

Salsa hanya manggut-manggut "Yaudah buruan sini, bentar lagi bel."

"Sal, yang ini kira-kira materinya ntar ada ga di soal?" tanya Diarko.

Salsa melihat materi yang diberikan Diarko padanya, ia membaca sekilas kemudian mengangguk. "Iya bakalan keluar, di kisi-kisi sih gitu. Ah, gue jadi inget Tisha dia suka banget mapel matematika,"

Asta yang sedang bercanda dengan Adit langsung terdiam, ia mendengar Salsa menyebut nama kekasihnya. Ia tak tahu bagaimana keadaan Tisha sekarang, dimana gadis itu sekarang, dan apakah perasaan gadis itu masih sama seperti dulu atau tidak.

"Eh, sorry ta. Gue ga bermaksud sumpah, gue emang cuma kangen aja sama Tisha .." kata Salsa tak enak hati.

"Gapapa Sal, santai aja. Lagian bukan salah lo juga," ucap Asta tersenyum.

"Yaudah, jangan sedih-sedih. Ntar kalo gue udah sukses gue sewa ini dunia dan suruh semua orang cari Tisha," celetuk Aditya.

"Ngaco lu dugong," cetus Fiza.

"Sialan mak lampir, marah-marah mulu kerjaan lo," balas Adit.

GEESHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang