Asta kini berada di taman yang waktu itu ia kunjungi bersama Tisha, laki-laki itu sedang rindu dengan gadisnya. Bukan, bukan lagi gadisnya. Mungkin gadis itu telah memiliki pangeran surga yang lebih baik dari dirinya. Tapi ia berharap, gadis cantiknya itu masih tetap setia menemaninya walau dari atas sana.Ia mengadah kelangit, tersenyum ceria kemudian membuka sepatunya. Asta duduk ditepian danau, kemudian memasukan kakinya ke dalam air. Rasanya dingin, ditambah lagi suasana yang damai dan tempatnya teduh karna diatasnya terdapat pohon besar, membuat Asta merasa nyaman.
Rambut hitam legamnya berantakan, mata tajamnya memejam menikmati suasana damai di sekitarnya. Dalam suasana seperti ini ia makin merindukan Latisha Aluna, ingin rasanya memeluk gadis itu erat dan tak akan melepaskannya.
Andai Asta saat waktu itu datang lebih cepat ke rumah Tisha, pasti sekarang ia tak kehilangan gadis cantiknya. Andai dari dulu ia tahu, bahwa Tisha punya penyakit, pasti ia akan rajin menemani Tisha untuk berobat sampai sembuh. Iya, mari kita berandai-andai.
"Kangen," ucap Asta pelan.
"Kamu diatas sana lagi ngapain cantik?" Asta mengadah menatap langit yang cerah.
"Lagi liatin aku ya?" Asta tersenyum hangat.
"Kalo ada kamu, pasti kamu bilang ke aku gini "ih apaansih geer" iya kan?" Asta berucap menirukan logat bicara Tisha.
"Kamu kangen aku ga sih?" tanya Asta, ia menatap langit.
"Kalo kangen bilang dong .." Asta memohon.
"Jangan deng, nanti aku takut," Asta menyengir.
"Kangen aja deh gapapa," ucapnya lagi, plinplan.
"AHHHH MISS YOU SO FUCKING MUCH," Asta berteriak sambil mengacak-acak rambutnya.
Asta menarik kakinya dari air kemudian merebahkan tubuhnya pada rerumputan hijau yang lembut, menutup matanya lagi. Ia merindukan masa-masanya bersama Tisha, andaikan bisa berhubungan dengan dunia kartun, ia sudah pasti menghubungi doraemon untuk meminjam mesin waktu.
Ah ya, Asta juga merindukan anak angkat Tisha, si putih yang penuh bulu, Pou. Kucing itu yang mempertemukannya lagi dengan Tisha, walau pertemuannya adalah pertengkaran. Kalau diingat lagi pertemuan mereka waktu itu, Asta sangat galak. Dan Tisha seperti anak yang linglung tak tau apa-apa.
"Kapan ya bisa ngeliat makam kamu," gumam Asta.
"Kamu dateng dong ke mimpi aku lagi, waktu itu rajin kok sekarang gapernah lagi?" Asta mencebikan mulutnya.
"Kamu dateng ke mimpi aja aku udah seneng," ucapnya memohon.
"Kalo dateng ke mimpi juga jangan sebentar doang kaya iklan," lanjutnya.
"Maap ya aku banyak mau, padahal kamu udah gaada," ia berucap dengan nada sedih.
"Apa aku nyusul kamu aja ya Sha?" Asta menceplos asal.
"Tapi .. kasian Mama, Papa, kak Mikayla sama sahabat aku lainnya," ucapnya bimbang.
"Yaudah, kamu yang balik aja kalo gitu," celetuknya polos.
"Eh, kamunya hantu dong .. ?" ia berpikir lagi.
"Jangan kalo gitu, nanti yang lain takut," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...