Setelah selesai belajar bersama, sesuai kata Asta ia akan mengantarkan Karin untuk membeli kue. Kedua remaja itu kini berada di toko kue langganan keluarga Karin, tapi Asta lebih memilih untuk menunggu di parkiran saja. Hanya Karin yang turun untuk membeli kue titipan Mami nya."Ta," panggil seorang gadis.
Asta menoleh, ia menemukan gadis yang sedang memegang paper bag sambil tersenyum kepadanya.
"Asta kan?" ucapnya memastikan.
Asta memperhatikan gadis itu lagi, barulah ia mengangguk.
"Inget gue kan ya?" tanyanya.
"Ya, gue inget." jawab Asta, pupil matanya membesar.
"Gue boleh duduk?" tanya gadis itu.
Asta memberikan celah untuk gadis itu, ia mau memberikan banyak pertanyaan. Dengan hati yang berdegup kencang, ia menatap gadis itu lagi.
"Dimana Tisha?" tanya Asta langsung.
Gadis itu tersenyum "Sekangen itu lo sama dia?"
"Gue hampir gila karna dia," jawab Asta.
"Dimana dia sekarang?" tanya Asta lagi.
Gadis itu menunduk, kemudian menatap Asta dengan serius.
"Gue gabisa kasih tau dia dimana sekarang," ujar gadis itu.
"Kenapa? gue masih pacarnya, gue belum putus," kata Asta.
Gadis itu menampilkan raut wajah sedih, "Iya gua tau, tapi ini yang terbaik buat masa depan lo,"
"Gue gabakal ada masa depan kecuali sama Tisha," lirih Asta.
"Jangan gini ta, Tisha pasti sedih kalo dia tau lo kaya gini," ujar gadis itu.
"Renata, gue cuma pengen tau Tisha dimana. Gue pengen ketemu sama dia, walau cuma sekali gue gapapa," mohon Asta.
"Im sorry to say, gabisa," jawab Renata.
"Kenapa? kasih tau gue alesannya," kata Asta, matanya berkaca-kaca.
Renata menggenggam tangan Asta "Lo harus kuat ya,"
"Gak, gamungkin kan .." Asta menggeleng.
"Sorry ta, gue duluan ya. Gue tau lo lagi sama Karin, gue gamau ganggu," pamit Renata.
Renata beranjak dari duduk, melepaskan tangan Asta dan pergi meninggalkan Asta yang sendirian sambil menangis. Renata tak tega melakukannya, tapi ini mungkin yang terbaik yang bisa ia lakukan sekarang.
"Sha .. gak mungkin kan, kamu pasti masih ada kan." Asta menangis sedu, ia menenggelamkan wajahnya dalam kedua telapak tangannya.
"Gak mungkin Sha, gak mungkin .." lirih Asta.
"Anjing, ini salah gue," sesalnya.
"Sha gue mohon balik, tolong balik cantik .." mohonnya.
Ia menangis, tak memperdulikan beberapa orang yang melihatnya. Kali ini dan untuk pertama kalinya ia seperti sedang membuang rasa malunya, ia tetap menangis tanpa perduli dengan sekitar. Dunianya hancur, semuanya gelap tanpa warna.
"Asta, lo kenapa?" Karin memegang bahu Asta.
Asta mengadah, ia mengelap air matanya.
"Tisha .." lirih Asta.
Pupil mata Karin membulat, ia segera menaruh kue yang dibelinya dilantai dan memeluk Asta. Ia mengelus punggung lebar Asta, mencoba menenangkan laki-laki itu semampunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GEESHAZ
Teen FictionGeenan Asta Antares, cowok dengan muka datar tapi tampan melebihi kapasitas cowo biasa. Ketua geng REVIRES, geng motor terkenal di Jakarta bahkan Indonesia. Dengan segala kesempurnaan yang dimilikinya, ia hanya lemah disatu bidang yaitu cinta. Latis...