12. Serangan Kelas

22.4K 1.5K 188
                                    


Sedari tadi, Renata tak henti-hentinya berbicara. Gadis itu memang sangat amat hobi berbicara, tak akan berhenti kecuali ia tidur dan sedang mengerjakan sesuatu.

Dengan rambut yang dicepol asal, dan kaos polos warna abu-abu yang melekat ditubuhnya. Renata masih setia, berbicara menemani Tisha yang masih beristirahat di tempat tidurnya.

"Di sana itu gue bebas banget, mau pulang jam berapa, mau sekolah atau enggak itu terserah gue. Disana itu surganya para pemales kaya gue," ucap Renata terkekeh.

Tisha geleng-geleng saja mendengar sepupunya yang satu ini, memang dari dulu Renata tidak pernah mau disuruh-suruh. Ia akan melakukan apa yang menurutnya benar dan yang ia suka, gadis itu tidak akan melakukan apa yang ia tidak sukai.

"Kamu sering bolos disana?" tanya Tisha, sambil membenarkan posisi bantalnya.

"Gue? Bolos?" Renata langsung tertawa kencang, kemudian tiba-tiba berhenti. "Gak pernah,"

Alis Tisha bertaut,"Kenapa?"

"Ekhm, gue gak bisa. Disana itu gak ada temen yang bisa diajak bolos, mereka patuh aturan semua," dengus Renata.

Tisha langsung tertawa keras,"Katanya Renata gak pernah ikutin orang lain," ucap Tisha di sela-sela tawanya.

Renata mencebik,"Abisnya gak seru, bolos sendirian,"

"Loh, bukannya kamu udah biasa sendiri?" ledek Tisha.

"Sadar diri dong mbanya, upss." sindir Renata sambil menutup mulutnya.

"Tapikan aku gak gagal move on," Tisha menjulurkan lidanya, mengejek Renata.

"Ngelunjak ya lo, sini-sini gue buang ke sumur." Renata merentangkan tangannya ingin memeluk Tisha.

Tisha menghindar sambil tertawa, dan melempar bantal pada Renata.

Tiba-tiba Alana muncul dari balik pintu, membuat keduanya diam.

"Kenapa bun?" ucap Tisha, kemudian menurunkan bantalnya.

"Ada Asta," kata Alana.

Renata langsung bersiul-siul menggoda Tisha,"Sana kebawah, ada yayang Asta."

Alana terkekeh mendengar perkataan Renata, anak itu memang hobi melucu.

"Apasih," Tisha menabok pelan pipi Renata.

"Sok malu-malu," cibir Renata,"Padahal mau."

Alana terkekeh,"Udah sana, temuin Asta,"

Tisha mengangguk, kemudian mengikuti bundanya turun ke lantai bawah. Renata juga turut ikut, niatnya mau menggoda Tisha dan Asta.

"Ini Tisha nya, tante ke dapur dulu ya," ucap Alana pada Asta.

"Iya, tante." Asta tersenyum ramah.

Kemudian Tisha duduk tepat didepan Asta, ia tersenyum pada laki-laki itu."Ada apa? Tumben kerumah,"

"Mau jenguk lo," ucap Asta.

"Oh, gak sekolah?" tanya Tisha, entah mengapa mereka canggung.

Bukan, bukan karna insiden pelukan kemarin. Tapi, karna Renata yang masih setia berdiri menonton Asta dan Tisha.

"Libur kali," sahut Renata,"Sangking bucinnya sampe lupa hari," ledek Renata kemudian ngacir kedapur.

Tisha mencebik,"Maap ya, Renata emang kaya gitu."

"Gak papa, lagian gue sebentar kok. Mau ke markas abis ini," ucap Asta.

"Kenapa sebentar?" tanya Tisha, dia keceplosan lagi.

GEESHAZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang