ENIGMA 21 ~PATIENCE~

7 4 0
                                    

Happy Reading!

Pagi itu sinar matahari menembus jendela kamar Aziel, terlihat Aziel yang tersenyum puas menatap layar laptopnya.

“Akhirnya berhasil juga setelah seharian kemarin nge-hack Hape ‘dia’.” Aziel meregangkan otot-ototnya, “Jadi …, semalam dia ke tempat itu, tidak sejauh yang kukira …. Apa enaknya pergi sekarang ya? Okay lah, mumpung lagi nggak malas.”

Aziel memakai jaketnya, dan berjalan turun.

“Pagi Bun!” sapa Aziel, sambil menarik kursi.

Bunda menoleh, “Oh pagi, kamu mau kemana pagi-pagi gini?” tanya Bunda heran.

“Jalan-jalan sama bantuin cari Aarav.” jelas Aziel.

“Dia belum ketemu ya …, Kamu bantuin mereka yang bener, ya!” ucap Bunda sendu.

Aziel mengacungkan jempolnya, “Sip Bun!” ia mengambil sepotong sandwich di meja, “Aku berangkat dulu, ya!”

“Iya, hati-hati!”

~

Aaron, dan Ezra sedang membereskan rumah, sedangkan Gio sedang memasak di dapur.

Ting! Drrtt!

Aaron menyalakan Hapenya, terdapat notifikasi pesan dari Aziel.

Aziel:

Ketemu disini kalau mau ketemu adikmu.

Share Loc.

07.03 send.

Aaron mematung, ia membaca berulang-ulang kalimat tersebut.

“Ron? Ada apa?” tanya Ezra bingung.

“A-aziel, sudah menemukan Aarav.” ucap Aaron terbata.

“Beneran?!” teriak Ezra terkejut.

Aziel:

Cuma kemungkinan sih …, tapi coba aja dulu:p kalian cari di sekitar situ lah.

07.08 send.

Aaron berdecak kesal.

Ezra ikut melihat Hape Aaron, “Tu orang ….”

“Kita ikuti saja dulu, dia emang rese tapi dia selalu menepati kata-katanya.” sahut Gio tiba-tiba.

Aaron dan Ezra sontak menoleh.

“Aku akan menyusulnya sekarang.” Aaron bergegas mengambil jaketnya di ruang tengah.

“Kami ikut juga!” Ezra ikut mengambil jaketnya.

Aaron mengangguk, “Ayo!”

~

Aziel mengendarai mobilnya pelan, netranya memperhatikan sekeliling jalanan.

“Yang mana sih tempatnya? Perasaan dari tadi muter-muter mulu! Hah …, jadi males kan!” Aziel menepikan mobilnya, ia memejamkan matanya, berpikir. “Pasti tempatnya nggak terlalu mencurigakan. Jadi …, mungkin salah satu dari rumah-rumah di sekitar sini. Tapi, masa harus periksa satu-satu, gila apa. Atau nyari yang kosong aja kali ya? Iya aja dah.” Aziel turun dari mobilnya, ia meregangkan otot-otot tubuhnya.

Aziel menghampiri salah satu warga yang sedang menyapu halaman.

“Permisi bu, di sekitar sini ada rumah kosong?” tanya Aziel sopan.

Ibu itu menoleh, “Oh ada Nak, itu tinggal lurus ikuti jalan, terus belok kanan, nanti ada perempatan ambil kiri, terus lurus. Nanti ada rumah kosong di sana.”

Por Trás Da Cena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang