Happy Reading!
Ambulans terparkir tepat di depan gedung rekonstruksi. Dua orang petugas berjalan cepat membawa tubuh Aarav ke dalam Ambulans.
"Bagaimana keadaan pasien?" tanya seorang petugas sambil memasang alat bantu nafas dan infus.
"Pasien terkena dehidrasi ringan dan sekarang dalam pengaruh alkohol," jawab petugas yang bertubuh lebih pendek.
"Lukanya?"
"Pasien mengalami lebam dan ada beberapa luka sayatan di sekujur tubuh," jelas petugas tadi sambil membersihkan luka Aarav.
"Ada luka parah lain?"
"Sepertinya ..., patah tulang rusuk kiri, dan retak tempurung lutut," Petugas itu mengamati tubuh Aarav.
"Kita harus secepatnya sampai ke rumah sakit, stabilkan kondisinya!" perintah petugas yang terlihat seperti senior.
"Baik!"
~
Aziel masih terpaku memandang kepergian Ambulans yang membawa Aarav, tangannya gemetar hebat. Kilas balik ingatannya tentang Keenan muncul di kepalanya.
"Mas, ini Hapenya tadi." orang yang tadi membantu, mengembalikan ponsel Aziel.
Aziel tersentak. "Ah iya, terima kasih banyak. Maaf merepotkan."
"Iya, kalau begitu saya permisi," orang itu beranjak pergi.
Aziel termenung menatap layar ponselnya. "Ah, Aku belum kasih tau Aaron."
~
Aaron, Ezra, dan Gio duduk di sebuah bangku di trotoar. Dengan ekspresi bingung.
"Sekarang kita ngapain nih? Pulang? Si Aziel juga nggak kasih kabar apa-apa," tanya Ezra bosan.
"Gimana Ron?" Gio meminta pendapat Aaron.
"Sebentar ...," Aaron terdiam, ia memandang jalan hampa. "Kenapa... perasaanku aneh ya?" batin Aaron.
Drrtt! Drrtt!
Aaron merogoh ponselnya yang berada di kantong jaket.
Kak Aziel is calling ....
"Ya? Kakak dimana sekarang?" tanya Aaron dingin, menahan kesal. Pasalnya orang ini susah sekali untuk dihubungi.
Aziel menghela nafas. "Aku udah nemuin Aarav, dan dia sekarang lagi otw Rumah sakit."
"A-apa?!" Aaron terkejut, ia tak tahu harus berekspresi seperti apa, antara senang dan sedih. "Jangan-jangan ambulans yang tadi?" tebak Aaron.
"Oh kalian di sekitar sini juga? Iya, ikutin aja," ucap Aziel berusaha datar.
Ezra menyalakan mobil, mengambil alih kursi kemudi dari Aaron. "Ayo masuk!"
"Iya!" Aaron memutus sambungan telepon, ia bergegas masuk, duduk di kursi samping kemudi.
Gio mengeluarkan ponselnya, ia duduk di kursi tengah. Sendirian.
"Siap-siap, kita ngebut," ucap Ezra. Yang segera menancap gas pergi dari tempat itu.
Gio mengetik pesan untuk Aziel.
Gio:
Gimana keadaannya?"
07.15 send
Aziel:
Sebaiknya jangan ceritain ke Aaron dulu. Dia sepertinya disiksa habis-habisan, seluruh tubuhnya luka, dan waktu Aku temuin, dia mabuk berat, dan ada ... dua botol alkohol di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Por Trás Da Cena [END]
Teen FictionApa yang ada di balik layar? Apakah sama seperti yang kebanyakan orang lihat di panggung pertunjukan? Atau sedikit, bahkan jauh berbeda? Apakah pahlawan yang dilihat semua orang itu benar-benar pahlawan? Ataukah, bukan? Atau bahkan ialah tokoh jahat...