Happy Reading!
“Polisi sudah menemukan pelaku yang membunuh Cakra?” tanya Aaron setelah mendengar penjelasan Gio.
Wajah Frey berbinar, “Benar begitu?”
“Yah ..., kita sudah lama selidiki ini, akhirnya ketemu juga ....” ucap Gio lega.
“Syukurlah .... Lalu, apa dia sudah ditangkap?” tanya Aaron penasaran.
Gio mengangguk, “Sudah, kalian boleh bertemu dengannya kalau mau,” tawar Gio santai.
“Eh, apa tidak berbahaya? Maksudku ..., bukannya dia ....” tanya Frey ragu.
“Haih ..., bilang saja kau takut. Tapi kau tidak perlu takut, polisi menjaganya sangat ketat, tempat tahanannya juga khusus. Jadi, jangan khawatir. Kalian mau ikut? Aku dan Gio mau kesana. Kami sudah hampir mati penasaran dengan wajah pelaku itu!” sahut Ezra, ia terlihat begitu bersemangat.
Aaron termenung, “Aku ingin ikut, tapi Aarav ...,”
“Kau bisa meminta Bibi menjaganya bukan? Asal ia tak disentuh, dia akan baik-baik saja, kan?” usul Gio, memberi solusi.
“Yah, benar juga. Aku akan memberitahu Aarav dulu.” Aaron bangkit, hendak pergi.
“Ah, Aaron. Kau mau beritahu Bibi juga kan? Biar Aku aja yang bilang!” tawar Frey cepat.
Aaron mengangguk, “Terima kasih ...,” Aaron bergegas naik ke kamar Aarav, berpamit.
Frey berlari keluar, menuju rumah Bibi.
Gio menarik nafasnya, berusaha menenangkan diri. Tangannya menekan handsfree di telinganya, “A step, roger.”
Aaron turun membawa coatnya, “Aarav bilang tidak apa-apa, dia juga sudah minum obat, Aku akan pulang sebelum makan siang.” Aaron menghampiri Gio dan Ezra yang berada di ruang tengah, “Frey belum kembali?”
“Belum, mungkin sebentar lagi.” jawab Ezra singkat.
“Oh, kau sudah bujuk Aarav?” tanya Frey yang baru saja datang bersama Bibi.
Aaron mengangguk, “Ya. Ah, Bibi. Saya titip Aarav sebentar, sebisa mungkin tolong jangan sampai kontak fisik dengannya, ya!” pesan Aaron pada Bibi.
“Siap Den.” Bibi mengangguk paham.
“Terima kasih banyak, saya akan pulang sebelum jam makan siang.” Aaron menggenakan coatnya, “Ayo pergi!”
“Yo!”
~
Frey menatap ragu bangunan di depannya, begitupula Aaron. Mereka berdua tahu betul kalau yang berada di hadapannya itu sebuah Mall yang sudah tidak digunakan.
“Errr, ini ... beneran tempatnya?” Frey menatap bangunan terbengkalai itu, “Jauh juga ya, tempatnya ....” gumamnya pelan.
“Bener kok, emang pelakunya ditahan di sini sementara waktu.” jawab Gio mantab, “Di sini juga, dia dijebak, serta berhasil ditangkap.” jelas Gio sambil ikut menatap bangunan itu.
Aaron menganggukkan kepalanya, “Sampai harus dijebak seperti itu? Dia profesional, ya?” tebak Aaron.
“Mungkin, selama ini dia hanya berakting dengan sangat bagus sampai tidak ada yang menyadarinya.” Ezra ikut menambahkan.
“Ooo ...,” Aaron mengangguk paham.
Gio melangkah duluan, “Ayo masuk!” ia berjalan santai masuk ke dalam gedung.
Tiga orang itu pun mengekor di belakang Gio.
“Tempatnya terbengkalai, ya?” Frey menatap bagian dalam bangunan yang tak terurus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Por Trás Da Cena [END]
टीन फिक्शनApa yang ada di balik layar? Apakah sama seperti yang kebanyakan orang lihat di panggung pertunjukan? Atau sedikit, bahkan jauh berbeda? Apakah pahlawan yang dilihat semua orang itu benar-benar pahlawan? Ataukah, bukan? Atau bahkan ialah tokoh jahat...
![Por Trás Da Cena [END]](https://img.wattpad.com/cover/258584310-64-k148087.jpg)