ENIGMA 10 ~HEART~

15 7 0
                                    

Happy Reading!

Udara pagi itu terasa segar. Aaron dan Aarav sedang berada di taman belakang, menikmati kesegaran pagi.

Aarav duduk termenung, menatap bunga-bunga yang tertata rapi. Ah, pasti ulah tangan kakaknya yang teramat telaten. Padahal ia selalu terlihat sibuk setiap hari. Entah kapan ia menyempatkan diri merawat taman ini.

"Aar, kamu lihat apa?" tanya Aaron khawatir, ia sedang menyiram tanaman. Takut adik kembarnya itu menghalusinasikan hal-hal aneh lagi.

"Bunganya ungu ... cantik." Netra Aarav tidak lepas dari bunga tersebut. Bunga ungu dengan aroma terapi menenangkan. Lavender.

Aaron tersenyum lega, bersyukur kekhawatirannya salah. "Hmm, kau suka? Mau Kakak ambilkan untuk ditaruh di kamar?" tawar Aaron.

"Boleh...?" Aarav menoleh menatap Aaron, berbinar.

"Tentu saja! Sebentar biar Kakak ambilkan." Aaron mematikan kran air, lantas mengambil gunting pemotong. Ia cekatan memotong beberapa tangkai, "Ayo masuk." ajak Aaron.

Aarav menggeleng, "Sini ... su-ka."

"Kamu masih mau di sini?"

Aarav mengangguk pelan.

"Kalau gitu Kakak ke dalem sebentar ya!"

"Hmm." Aarav kembali memandang bunga itu.

"Morning!" sapa Keenan yang muncul tiba-tiba di depan pintu penghubung rumah dan taman belakang.

"Eh, pagi juga!" Aaron tersenyum membalas sapaan Keenan.

Keenan menatap Aaron dan Aarav bergantian, berkacak pinggang. "Pantes Aku teriak-teriak di depan nggak ada yang jawab, di sini ternyata kalian!"

Aaron menggaruk tengkuknya, "Oh ... maaf, sendiri?"

"Hu um! Bunganya mau buat apa?" tanya Keenan saat menyadari Aaron membawa beberapa tangkai bunga.

"Aarav minta buat di taruh di kamarnya." jelas Aaron.

"Ooo ...." Keenan mengangguk paham, "Kalau gitu aku pinjam Aarav dulu ya!"

"Emm, dia bukan barang. Jadi nggak bisa di pinjam."

"Okay, Aku culik Aarav kalau gitu." ucap Keenan sambil berlari kecil menghampiri Aarav. Tak menghiraukan Aaron.

Aaron menggelengkan kepalanya, "Dasar ...."

"Aarav! Pagi!" sapa Keenan dengan senyum lebar.

Aarav menoleh, "Em ... pa-gi ...."

"Ngapain?" tanya Keenan ikut duduk di sebelah Aarav. Menatap wajah rupawan itu dari samping.

Aarav menunjuk bunga di depannya, "Lihat ... bunga ... can-tik ...."

Keenan beralih mengikuti arah pandang Aarav, "Kamu suka banget ya?"

Aarav mengangguk kecil.

"Ooo pantes kamu minta ditaruh di kamar ya?" tanya Keenan basa-basi.

Aarav menoleh, "Dari ... mana tau?"

"Dari Kakakmu lah! Dari siapa lagi emang!"

"Hmm." Aarav kembali memandang bunga tersebut, tersenyum tipis. Dan hal aneh di sana terjadi.

Bunga yang disenyumi Aarav tapi Keenan yang terpesona.

~

Aaron hendak menaiki tangga. Baru saja, tapi...

Por Trás Da Cena [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang