Happy Reading!
Yuhuu double up!
Perpustakaan kampus itu hening, hanya terdengar suara ketukan meja, dan jarum jam yang bergerak.
Gio menumpu wajahnya dengan satu tangan, melamun.
“Woy, bisa jebol tu meja ntar.” Ezra mendelik kesal, sedari tadi ia hanya melihat Gio melamun.
“Berisik ....” ucap Gio datar.
Ezra menatap Gio serius, “Kenapa sih? Perasaan lama-lama kamu jadi aneh deh.”
“Kasus penculikan Aarav ....” Gio menghela nafas pelan, “Aneh benget, kasusnya tiba-tiba ditutup coba. Katanya ini kasus buntu.” Jelas Gio, memberi tahu keresahan hatinya.
“Ngg, iya juga ya. Baru nyadar si, tapi emang bener.” Ezra mengangguk-anggukan kepalanya, ikut berpikir.
Gio mengusap wajahnya kasar, “Bilangin Aaron, nanti kita kesana.”
“Okay!”
~
“Yo bos!” Ezra melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah keluarga Adhimanggala, menyelonong masuk.
Aaron menoleh, “Eh cepet banget datangnya, udah selesai kuliah?” tanya Aaron heran, pasalnya baru sekitar tiga puluh menit yang lalu Ezra mengabari.
“Nggak boleh datang cepet nih? Ya udah, Aku balik ....” Ezra memutar badannya, berbalik, berjalan menuju pintu.
“Bukan gitu!” Aaron panik melihat Ezra hendak pulang.
Ezra terkekeh, “Canda! Gimana kabar Aaravku?”
“Sejauh ini membaik, walau terkadang masih sempat drop.” jelas Aaron, “Terima kasih sudah mau menjenguknya.”
“No problem, kita kangen kesini.” Sahut Gio tiba-tiba, “Ngomong-ngomong Aarav mana?” tanya Gio heran, tak biasanya Aarav tak berada di sisi Aaron.
“Akan kupanggilkan, sebentar. Dia ada di taman belakang.” Aaron berjalan hendak memanggil Aarav.
“Kak ... siapa?” tanya Aarav yang muncul dari arah taman belakang.
Aaron menghampiri Aarav, mengajaknya duduk di sofa, “Oh, kau sudah di sini. Ada Gio dan Ezra.”
Ezra tersenyum, “Hai Rav! Habis ngapain?”sapanya ceria
“Emm ....,” Aarav terdiam, berpikir sejenak. “Bu-bunga ... cantik ....”
Gio mengangguk, “Iya juga sih, lagi waktunya bunga mekar ya. Kau suka yang apa?” tanya Gio penasaran.
Aarav menunjuk dirinya, seakan bertanya apakah yang ditanya adalah dirinya.
Gio mengangguk, tersenyum.
“Emm, ungu ... wangi—“
Ting! Tong!
Suara bel itu membuat keempatnya saling tatap.
“Siapa lagi bos yang datang? Frey?” tanya Ezra.
Aaron menggeleng, “Bukan, dia lagi kuliah sekarang. Sepertinya itu Cakra,soalnya tadi dia juga bilang akan ke sini.” ucap Aaron, mengira-ngira, “Tolong bukain dong! Mager nih.”
“Inyihh!” Ezra bangun, ia keluar, menuju ruang tamu, membuka pintu.
“Oh Cakra ....” sapa Ezra.
Cakra terkejut, “Eh, kau disini. Aaron ada?”
“Ada noh di dalam. Katanya masuk aja.” Ezra membuka pintu lebih lebar, mempersilahkan Cakra masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Por Trás Da Cena [END]
Teen FictionApa yang ada di balik layar? Apakah sama seperti yang kebanyakan orang lihat di panggung pertunjukan? Atau sedikit, bahkan jauh berbeda? Apakah pahlawan yang dilihat semua orang itu benar-benar pahlawan? Ataukah, bukan? Atau bahkan ialah tokoh jahat...
![Por Trás Da Cena [END]](https://img.wattpad.com/cover/258584310-64-k148087.jpg)