Part 3 : Rose

1K 220 26
                                    

K I M S O H Y U N P O V

Aku memejamkan mata sebentar.

Benar-benar memalukan.

Seorang Kim Taehyung, pria berumur 32 tahun, berkebangsaan Inggris - Korea, lahir di musim gugur dengan keadaan bergelimang harta, pemegang perusahaan kelima terbaik menurut majalah forbes. Semua perusahaan yang dikelolanya berakhir gemilang di kancah internasional.

Segelintir fakta yang sangat aku ingat saat perjodohan bodoh itu terjadi, perjodohan antara keluarga terkaya di Korea dengan keluarga tersukses di Korea.

Kim Taehyung.

Siapa yang tidak kenal dengan lelaki itu? Yang konon mereka puja sebagai ketampanan duniawi. Cih! Bedebah dengan tampan, bila sekali saja aku diizinkan menghajar wajah tampan Kim Tae Hyung, sudah jelas akan menjadi babak belur dan jelek seketika.

"Selanjutnya nona muda mau kemana? Tuan muda sudah pergi duluan, " ujar Edwin membuat lamunanku terbuyar karena memikirkan betapa menjengkelkannya Kim Tae Hyung.

Dengan malas aku mendelik ke arahnya, seraya berkata, "pergi ke toko bunga, aku ingin membeli bunga Gladioli. "

"Baiklah nona. "

"Aku mohon Edwin, jangan melaporkan setiap gerak-gerik pria tua itu didepanku, aku bukan istrinya, yang mesti tahu dia mau kemana," kataku masa bodoh. "Kau mengerti itu Edwin? "

"Baiklah. "

Edwin si supir pribadi pun mengangguk mengerti. Meski dia tahu seluk beluk sifat kekanak-kanakan ku ini, tapi tetap saja dia harus mengerti kalau nona muda yang sudah bertahun-tahun dia layani sedang merasa tidak suka dengan pria bernama Kim Tae Hyung.

"Tapi nona, bagaimana dengan sepatu swarovski nya?" tanya Edwin membuatku tersadar kalau aku kalah merebut sepatu permata tersebut dari tangan Taehyung. Padahal aku susah payah mendapatkannya.

Sial memang.

"Taehyung itu bermuka menyedihkan, siapa saja akan merasa kasihan melihat wajahnya, wajah gelandangan. Kening pria tua seperti dia sudah tercap budak cinta level dewa."

Seketika aku melihat wajah Edwin mengerut dari balik spion depan, mendengar kalimatku sudah pasti membuatnya tidak suka.

"Nona, anda sudah dewasa. Berhentilah menganggap Tuan muda sainganmu, dia pria yang sangat baik."

Masa bodoh, aku tidak mau mendengar ocehannya yang tidak penting sama sekali.

"Meski kalian berdua memiliki kekasih, setidaknya keluarga Tuan Kim dan nona menunda pertunangan, agar kalian berpisah secara baik-baik serta menyetujui perjodohan ini. "

Aku tidak peduli. Sebanyak apapun Edwin berbicara, aku tidak akan mendengarkannya, meski mulut itu sampai berbusa membicarakan Kim Taehyung, sungguh aku tidak akan peduli.

Mobil pun berjalan menyusuri lorong gelap. Dimana keheningan saat Edwin berhenti bicara dan fokus menyetir membuatku semakin was-was.

Aku tidak mungkin meninggalkan dia begitu saja hanya karena perjodohan yang bahkan aku sendiri tidak mau untuk menyetujuinya.

Aku tidak mau mencintai Kim Taehyung. Pria menyedihkan itu mempunyai tatapan mengintimidasi. Keberadaannya sudah membuat radar bersaing ku meningkat.

Aku tidak mungkin menikah dengan pria yang tidak tahu seluk beluk tentangku.

Lagipula Taehyung memiliki kekasih seperti halnya aku. Aku memiliki seseorang yang sangat aku cintai, lebih dari aku mencintai diriku sendiri.

Aku tidak mungkin membiarkan seorang gadis terluka hanya karena perjodohan ini. Seseorang yang akan merasa tersakiti karena aku merebut kebahagiannya, seseorang yang suatu hari akan membenciku.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang