Part 34 : Sweater

680 129 41
                                    

Baca aja dulu~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baca aja dulu~

***

Ada banyak yang bisa Sohyun ingat. Suara ramai masuk ke dalam telinganya. Dia hanya bisa meringis sakit sembari menahan rasa terluka. Ingatan yang tidak bisa ia ingat hanya akan jadi angin lalu, ingatan yang selalu ia ingat akan menjadi mimpi buruknya.

Dulu Sohyun pikir, menjadi perempuan adalah hal yang sempurna. Kedua orang tua yang lengkap serta pendidikan yang sepadan, nyatanya mereka benar-benar tidak mengerti perasaan Sohyun. Mereka hanya menganggap 'Sohyun terlahir sempurna, tidak mungkin dia merasa sedih'

Entah bagaimana bisa kelopak mata itu bergerak pelan. Cahaya yang begitu terang sudah menyambutnya, begitupun kesepian. Sohyun terbangun dengan keadaan bingung. Dia ada di ruang ICU, tubuhnya terlihat baik-baik saja, bagaimana ini bisa terjadi.

"Tae?" panggilnya mengerjap melihat sekeliling. Bukan Tae yang dia lihat, melainkan ruang kosong yang hanya ada dirinya sendiri.

Sohyun yakin, dia baru saja mendengar suara Tae. Tapi kemana pria itu pergi?

Sohyun beranjak setengah badan lalu menurunkan kakinya ke lantai, dingin. Dia berjalan menuju pintu dan membuka pintu tersebut, semuanya normal. Dalam benak Sohyun mungkin Tae sedang keluar sebentar. Karena kondisi lorong rumah sakit ramai seperti biasa oleh pasien dan tenaga medis. Mereka berlalu lalang begitu saja, sedangkan Sohyun hanya berjalan lurus ke suatu tempat.

Dia terus berjalan menyusuri koridor. Mendapati dirinya di sebuah tempat yang sangat ia kenali. Tubuh mungil itu yakin dia berada di tempat yang ingin ia kunjungi. Sohyun pun bergerak maju masuk ke sebuah pintu yang selalu ia lewati, pintu tersebut mengarahkan dirinya ke sebuah ruangan.

"Ini-"

Sohyun ingat, dia berada di tempat Jungkook. Ya Tuhan kenapa ingatannya begitu buruk, hampir saja dia lupa. Ya, tubuhnya terasa baik-baik saja, kini dia bisa menjenguk Jungkook tanpa ada rasa khawatir. Entah kenapa hatinya terasa begitu melegakan, padahal setiap Sohyun menginjakkan kakinya di ruang tersebut, hati dan pikirannya selalu was-was dan sedih. Tapi kali ini berbeda, dia merasa sangat tenang.

Bagai gerbang paronama yang indah, sebuah pemandangan sudah menyambut Sohyun kala itu juga. Bukan cerahnya mentari melewati jendela, atau indahnya ruangan yang amat sangat ia rindukan. Melainkan seseorang yang sedang duduk di ranjang dengan pandangan menunduk ke bawah, kakinya yang berayun kecil membuat suasana terasa begitu hangat.

"Jungkook?" sapa Sohyun tidak percaya.

Dia-

Dia bisa melihat sosok yang dia rindukan. Surai hitam yang tebal beriak tat kala kepala itu mengadah ke depan. Menatap pandangan elok milik Sohyun. Sekali lagi Sohyun tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, iris kecoklatan yang begitu hidup, serta kulit cerah tanpa ada bekas luka apapun. Dimana alat medis yang selalu ia gunakan? Dimana Jungkook yang selalu terdiam menunggunya datang.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang