Part 15 : Hospital

666 146 21
                                    

Tetet said : sayang, votenya janlup~
kasian authornya nangis dipojokan :'v

Tetet said : sayang, votenya janlup~                      kasian authornya nangis dipojokan :'v

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sohyun pikir semuanya akan kacau dan tidak bisa ia kendalikan. Nyatanya tidak, semuanya baik-baik saja, tapi tidak dengan hatinya. Ah entahlah, Sohyun sudah mengibarkan bendera putih. Jadi, dari kedua pilihan pasti berujung satu yang akan di ambil.

Sejak kemarin dia terus melamun. Memikirkan apa yang akan terjadi jika dia ditugaskan untuk bekerja di salah satu rumah sakit naungan Sunwoo, yaitu Rumah Sakit Universitas Nasional Chonbuk (CBNU). Bukan sekedar pekerjaan yang terpaksa ia jalani, melainkan akan ada pertemuan antara dia dan Karina sebagai pekerja di rumah sakit tersebut.

Lebih baik jika nanti Karina tidak mengenalinya sama sekali. Lagian jawaban dari pertanyaan di otaknya masih belum terjawab.

Karina itu memang ada hubungan serius dengan Taehyung? Atau dia itu adik kandungannya? Tapi tidak mungkin! Adiknya sudah di kremasi dan meninggal. Apa kebetulan mereka berdua punya nama yang mirip? Tapi mustahil untuk Sohyun percayai.

"Mau sampai kapan kamu akan melamun? Hampir dua menit kita sudah sampai di rumah sakit," ketus Tae sudah jengah melihat Sohyun terus-terusan melamun.

Lelaki itu segera melepaskan sabuk pengaman dan sudah siap keluar mobil. Bahkan tangannya akan membuka knop pintu.

Seketika Sohyun tersadar. Dia dengan cepat menghadapkan badannya ke samping dan menahan gerak orang yang dihadapannya. Tae sontak menatap Sohyun, gadis itu sudah memegang tangan Tae agar tidak membuka pintu mobil dulu. Karena dia ingin menanyakan sesuatu.

"Tunggu sebentar," ucapnya masih tidak membiarkan Tae membuka pintu mobil. Padahal sudah tercatat jelas kalau Tae dalam situasi tidak nyaman.

Sohyun melakukan itu dengan sengaja atau tidak, Tae tidak peduli.

Tetapi helaian rambut Sohyun hampir saja menempel dadanya. Serta posisi tangan gadis itu tepat di atas tangan Tae. Mereka berdua secara tidak sadar berada di posisi memalukan. Lagipula kenapa Sohyun bertindak seperti tidak punya etika untuk menghentikan tindakan seseorang?

"Sohyun-ssi, bisa lepaskan tanganmu? Kembalilah duduk di kursi mu sekarang juga."

"Ah maaf!" Sohyun bisa gila karena refleks memegang tangan Tae.

Tae memejamkan mata sejenak sembari memijit pelipisnya.

"Kalau ada yang mau dikatakan, katakanlah."

Sohyun menatap heran, padahal dia tidak melakukan apa-apa, kenapa ujung telinga Tae memerah?

Ah masa bodoh! Kalut Sohyun menggelengkan kepala. Dia kembali fokus ke satu titik, yaitu Tae. Yang ingin Sohyun pedulikan adalah rasa penasarannya.

"Kamu dan Karina baik-baik saja?"

Kalimat pertanyaan yang bersifat sulit untuk dijawab. Raut wajah Tae mendadak beku seketika, sudut bibir yang sedikit terangkat berubah menjadi garis lurus menurun.

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang