Part 30 : Affection

665 137 30
                                    

Jangan lupa sesudah baca, vote sama komennya :3
Follow parqhellis

Jangan lupa sesudah baca, vote sama komennya :3Follow parqhellis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rumah keluarga Jeong-in bisa dibilang sangat besar. Mereka bahkan memperkerjakan banyak sekali pembantu rumah tangga, meski tidak sebanyak di rumah Sunwoo dan candece. Nyatanya rumah milik keluarga Tae itu lebih tenang dibanding dengan yang Sohyun pikirkan.

"Makanlah, sayang." Jieun menyodorkan semangkuk sup ayam kepada Sohyun.

Wanita itu tersenyum hangat. Berharap menantunya menganggap rumah mertua senyaman rumah sendiri.

"Tan, ee maksudku eomma."

"Ya?"

"Makananya sangat enak," cetus Sohyun masih menikmati masakan Jieun.

"Benarkah?"

Sohyun mengangguk. Dia sangat senang, sekaligus gembira bisa bertemu dengan Jieun lagi. Meski kenyataannya dia tidak ingin makan sejajar dengan Tae. Pria itu tampak jauh lebih dingin ketimbang biasanya. Seperti makan bersama orang asing.

"Eomma khusus membuat sendiri sup ayamnya."

Gadis itu makan dengan sangat lahap dan menikmati. Berbeda dengan Tae, dari pertama datang sampe menyentuh sumpit makan. Dia diam tidak tergubris sama sekali, padahal Jieun dan Sohyun sudah banyak berceloteh.

Keadaan rumah besar, beberapa pelayan yang bergantian menaruh makanan. Setiap makanan yang di taruh mulai dari makanan pembuka, makanan berat seperti ayam panggang, sampai dessert sekalipun.

Suasana di rumah Tae lebih hangat ketimbang di rumahnya sendiri. Sohyun merasa Jieun selalu mengajaknya mengobrol supaya dia tidak merasa canggung dan asing. Bahkan anaknya sendiri saja enggan mengajak Sohyun mengobrol. Dari awal Tae memilih diam membeku seperti patung pameran.

Makan malam terasa baik-baik saja bagi Sohyun. Dia pikir kedatangannya ke rumah akan sama dengan apa yang dipikirkannya. Hanya saja hanya mereka bertiga, Sohyun, Tae dan Jieun. Kepala keluarga tidak bisa pulang tepat waktu, mungkin hampir tiap hari Tae makan malam hanya dengan Jieun.

Sohyun teringat akan sesuatu. Dengan polosnya dia justru berkata, "makanannya terasa sangat familiar. Aku pikir ini seperti mengingatkanku ketika aku kecil, saat di candece. Supnya terasa begitu enak."

Semuanya terdiam. Termasuk Tae, sumpit yang mengait di tangannya tiba-tiba diletakan begitu saja. Jieun yang menatap Sohyun pun hanya bisa terbawa suasana.

Sohyun terheran-heran, kenapa tiba-tiba semuanya menjadi canggung tanpa suara. Padahal Sohyun berpikir itu adalah pujian, karena semua makanan yang ada di atas meja adalah masakan Jieun.

"Apakah kamu teringat sesuatu?" tanya Jieun tanpa berpikir panjang.

"Apa maksudnya eomma? Aku tidak melupakan apapun."

Two Crazy Rich Korean ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang